TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri merespons maraknya penolakan warga di beberapa wilayah di DKI Jakarta terhadap kampanye Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Menurut Mega, ada dua penyebab warga menghadang kampanye pasangan yang diusung PDIP tersebut.
"Orang itu menolak bisa karena ada dua hal. Pertama, mereka dibayar. Kedua, mereka tidak tahu aturan," kata Megawati setelah memimpin rapat koordinasi di kantor Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis, 17 November 2016.
Megawati menegaskan, Indonesia adalah negara hukum yang memiliki aturan. Ia berujar, meski telah ditetapkan sebagai tersangka, Ahok tetap calon kepala daerah DKI. "Meski sebagai tersangka, hak untuk dipilih tetap ada," ujar Presiden RI kelima tersebut.
Sebelumnya, penolakan terhadap Ahok mengemuka setelah beberapa kali ditolak warga ketika hendak berkampanye. Ahok ditolak karena dituduh menistakan agama Islam. Terakhir pada 10 November 2016, jadwal blusukan Ahok ke Kedoya, Jakarta Barat, batal. Puluhan orang yang mengatasnamakan warga Kedoya Utara menolak kedatangan Ahok.
Kejadian tersebut bukan yang pertama. Ahok juga pernah ditolak warga di Lenteng Agung dan Rawa Belong, Jakarta Barat.
Rabu, 16 November 2016, Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI menetapkan Basuki sebagai tersangka dugaan dugaan penistaan agama. Ahok resmi menjadi tersangka seusai proses gelar perkara yang dilakukan pada sehari sebelumnya.
ARKHELAUS W.