TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, tak mau ambil pusing soal hasil elektabilitasnya dari lembaga survei. Beberapa waktu lalu, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan elektabilitas pasangan inkumben Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot terus menurun.
Survei yang dilakukan LSI sejak 31 Oktober hingga 5 November menunjukkan elektabilitas Ahok 24,6 persen. Sedangkan, pasangan lain, yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni 20,9 persen, serta pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno dengan 20 persen.
"Tapi tetap unggul ya? Unggul? Ya alhamdulillah. Nomor dua tetap unggul toh, enggak apa-apa. Enggak usah dipusingkan," kata Djarot di Cakung Timur, Jakarta Timur, Ahad, 13 November 2016.
Hasil survei dari Lembaga Survei Sinergi Data Indonesia juga bicara hal yang sama. Elektabilitas Basuki-Djarot kini pada angka 35,23 persen. Padahal Februari lalu, pasangan ini memiliki elektabilitas 39 persen.
Baca:
Survei Lembaga Sinergi Data: Elektabilitas Ahok-Djarot Turun
Kampanye di Cakung Timur, Djarot Hadiri Pernikahan Warga
Pola Blusukan Anies-Sandiaga Akan Berubah
Meski demikian, data dari Direktur Lembaga Survei Sinergi Data Indonesia Barkah Pattimahu menyebutkan, elektabilitas Basuki-Djarot masih tetap paling tinggi dibandingkan dengan dua pasangan calon lain, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Untuk pasangan Anies-Sandiaga, tingkat elektabilitasnya mencapai 20,23 persen. Sedangkan pasangan Agus-Sylvi 17,04 persen. Adapun 27,50 persen responden belum menentukan pilihan.
Menanggapi beragam hasil survei, Djarot hanya bersikap santai. Menurut dia, hasil yang sebenarnya masih menunggu hari pemungutan suara pada 15 Februari mendatang. "Enggak usah dipusingkan. Lebih baik kita itu prinsip, militan. Lebih baik hampir kalah daripada hampir menang," ujar Djarot.
LARISSA HUDA
Baca Juga
Habis Tes DNA, Kiswinar Tutup Pintu Maaf & Siap Ladeni Mario
Apa Rasanya Kalong Goreng? Tanyakan kepada Indra Herlambang