TEMPO.CO, Malang - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tak mempedulikan survei elektabilitas yang dilakukan lembaga survei yang menyatakan elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat merosot.
Djarot menyerahkan sepenuhnya kepada warga Jakarta untuk menggunakan hak pilihnya. Namun dia optimistis jika lebih dari 70 persen warga Ibu Kota puas dengan kinerja gubernur dan wakil gubernur yang sedang nonaktif untuk kampanye ini.
"Serahkan saja kepada masyarakat. Kami punya nyali, anti korupsi, kerja keras. Masyarakat akan pilih Ahok-Djarot," katanya sambil menyantap soto Lombok di Malang, Kamis 10 November 2016.
Ihwal penolakan warga Jakarta saat blusukan ke warga, Djarot menganggap sebagai itu sebagai bagian dari pendidikan politik, sekaligus pendewasaan masyarakat dalam berdemokrasi. "Saya anggap jadi hiburan. Seneng saya ajak guyon," ujar Djarot.
Baca juga:
Usut Kasus Ahok, Polisi Periksa Telepon Seluler Buni Yani
Dihadang Warga Kedoya, Ahok Batal Blusukan
Djarot melanjutkan, siapapun yang mengganggu jalannya kampanye, bisa dijerat secara pidana sesuai Undang Undang Pemilu. Untuk itu, tim kampanye Ahok Djarot tengah melaporkan perkara gangguan selama kampanye kepada Badan Pengawas Pemilu. "Bawaslu harus menindaklanjuti, rampas spanduknya," ucapnya.
Namun, Djarot tak merinci perkara dan siapa saja yang dilaporkan oleh tim kampanye Ahok dan Djarot. Sedangkan mengenai perkara dugaan penistaan Al Quran yang disangkakan kepada Ahok, Djarot menyerahkan kepada polisi. "Serahkan kepada penegakan hukum. Bukan urusan saya itu," kata Djarot.
Djarot berujar, kunjungannya ke Malang dilakukan di sela-sela kampanye. Menurut dia, aktivitas itu tak mengganggu kegiatan kampanye. Lagipula, kata Djarot, jadwal kampanye masih panjang sampai Februari 2017.
EKO WIDIANTO
Baca juga:
Hari Pahlawan, Risma: Wartawan Bisa Jadi Pahlawan
Hari Pahlawan: Kisah Pencarian Nasab Bung Tomo di Sumedang