TEMPO.CO, Jakarta - Kampanye calon wakil gubernur petahana, Djarot Saiful Hidayat, di Kembangan Selatan, Jakarta Barat, Rabu siang, 9 November 2016, diwarnai penolakan sejumlah orang.
Saat Djarot berbincang dengan warga di Jalan Kampung Bugis, RT 004/RW 03 Kembangan Selatan, tiba-tiba datang sekelompok warga membawa spanduk yang berisi penolakan kehadiran Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Karena Djarot merupakan pasangan Ahok, maka kelompok warga itu pun menolak kedatangannya.
Djarot yang dikawal oleh sejumlah polisi, terlihat tetap tenang menghadapi penolakan itu, bahkan ia menemui dan berbincang dengan mereka.
Kepada wartawan Djarot menuturkan bahwa warga yang melakukan penolakan itu tidak tahu bahwa tidak boleh menghalangi calon gubernur dan wakil gubernur berkampanye. "Saya lihat di antara mereka itu banyak yang tidak tahu persoalan ini," katanya.
Seorang warga Kembangan, Ahmad Arif, mengatakan, Djarot mengajak warga untuk sholat Ashar berjamaah namun ditolak. Setelah selesai sholat, Djarot segera pulang. Massa yang menolakpun langsung ikut bubar.
Menurut Ahmad Arif, massa penolak berasal dari RT lain. Meski sempat terjadi saling dorong, tidak jatuh korban.
ANTARA | Maria Fransisca | YY