TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebutkan bahwa pengadaan air bersih menjadi salah satu program kerjanya jika terpilih dalam pemilihan Kepala Daerah DKI 2017. "Saat ini Jakarta, suatu masalah terbesar yang dampak luar biasa adalah air bersih," kata Anies saat mengunjungi Kampung Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin, 7 November 2016.
Anies mengatakan permasalahan air bersih memiliki implikasi terhadap kesehatan. Karena itu, dia berencana menaikkan aliran pipanisasi air bersih ke rumah-rumah sebanyak dua kali lipat dalam jangka waktu lima tahun. "Kami akan memprioritaskan pada rumah-rumah yang ukurannya di bawah 150 meter persegi," tuturnya.
Menurut Anies, pemasangan pipa akan dilakukan di sejumlah kampung yang kesulitan memiliki air bersih. Dia juga berencana mensubsidi hingga 80 persen kepada masyarakat yang memiliki rumah dengan luas di bawah 70 meter persegi.
Jika terpilih sebagai gubernur, Anies akan mendorong pemasangan pipa tersebut pada 2018 hingga lima tahun ke depan. "Jadi harapannya, nanti pada 2023, Jakarta kondisi airnya bersih, sudah berubah.”
Permasalahan air bersih sebelumnya dikemukakan seorang warga Semanan bernama Hamid. Dia mengaku kesulitan mendapatkan air bersih sehingga berharap ada perbaikan di bawah kepemimpinan Anies nanti.
Selain air bersih, sejumlah warga mengeluhkan banjir yang kerap melanda wilayah permukiman padat penduduk itu. Anies pun mengatakan dia dan pasangannya, Sandiaga Uno, telah memiliki program khusus untuk menanganinya.
Program itu berupa pembuatan sumur serapan. Anies menyampaikan bahwa banjir bukan bencana alam, melainkan soal air hujan yang tidak teralirkan dengan baik sehingga dapat menimbulkan genangan dan menjadi banjir.
"Yang penting membuat lebih banyak sumur serapan, termasuk di gang-gang. Bangun juga sodetan dan aliran sungai dilebarkan supaya tidak ada hambatan," tutur Anies.
FRISKI RIANA