TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dihadang sekelompok pemuda Betawi saat hendak menyambangi kediaman Setiadi di Jalan Peta Barat, Kampung Rawa Lele, Kalideres, Jakarta Barat.
Sejumlah pemuda tersebut tak bermaksud melarang Anies datang ke tempat mereka. Rupanya, mereka sedang menggelar “palang pintu”, yang merupakan kesenian Betawi. Kedatangan Anies pun disambut meriah dengan balas-balasan pantun dan aksi silat.
"Mangga bukan sembarang mangga, petik satu tolong kekepin. Bangga bukan sembarang bangga, begini calon gubernur yang kita arepin," kata seorang pemuda yang mempersilakan Anies memasuki wilayah mereka.
Tata, anggota Sanggar Suliwa Pukul Marjuki, mengatakan palang pintu hanya untuk meramaikan acara kampanye. Selain itu, kata dia, palang pintu dimaksudkan untuk melestarikan budaya Betawi. "Ibarat kata gini, buaya mencari makan pergi melanta di waktu pagi, budaya harus kita pertahanin, kalau bukan kita, siapa lagi," ujarnya.
Anies sendiri mengaku terkesan oleh sambutan warga Rawa Lele. Menurut dia, pesan-pesan yang disampaikan melalui pantun sangat bagus untuk menyadarkan budaya Betawi. Dia bahkan berkeinginan membuat sebuah taman budaya yang mengambil nama seorang tokoh Betawi. "Kami ingin bangun taman budaya Benjamin Suaeb," katanya kepada warga Rawa Lele.
FRISKI RIANA