TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta inkumben, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan tetap melakukan blusukan untuk berdialog dengan warga pada saat berlangsung demonstrasi pada Jumat, 4 November 2016.
Menurut Djarot, dia tidak mempersiapkan pengamanan apa pun dalam menghadapi demo 4 November 2016. Bagi dia, kegiatan blusukan menjadi kesempatan untuk menyerap persoalan-persoalan warga.
"Enggak ada masalah. Tanggal 4 November tetap blusukan, kan enggak libur. Anak aku juga masih sekolah," kata Djarot setibanya di rumah warga Kampung Kalisari, RT 011 RW 03, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu, 2 November 2016.
Baca:
Diduga Cabuli 16 Anak, Tukang Bakso Ditangkap Polisi
Rizieq Shihab Minta Jadi Saksi Kasus Ahok, Apa Kata Tito?
Ramalan Media Rusia: Jadi Presiden, Donald Trump Seperti JFK
Djarot menjelaskan, semua pihak telah memberi imbauan, mulai Presiden Joko Widodo hingga Panglima TNI. Unjuk rasa pun boleh dilakukan dalam negara berdemokrasi. Meski begitu, Djarot berharap masyarakat tetap tenang. "Yang nakut-nakutin itu kan dunia maya," ujarnya.
Berbagai organisasi massa Islam dari sejumlah daerah di Indonesia akan berkumpul di Jakarta pada Jumat, 4 November 2016. Mereka akan melakukan aksi demonstrasi guna menyatakan protesnya terhadap kasus penistaan agama Islam yang diduga dilakukan Ahok.
Dalam pemberitaan Tempo pada Minggu, 30 Oktober 2016, koordinator aksi Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI, Munarman, meminta Presiden Joko Widodo menangkap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama. Ahok dianggap telah menistakan agama dan melanggar Pasal 156 A KUHP. Presiden pun dituding telah melindungi Ahok.
LANI DIANA