TEMPO.CO, Jakarta - Survei yang dilakukan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI) menyatakan elektabilitas calon Gubernur DKI inkumben Basuki Tjahaja Purnama menurun. Elektabilitas Ahok, nama akrab Basuki, hanya tersisa 27,5 persen. Posisi itu lebih rendah dibanding survei yang sama pada September lalu, di mana suara yang memilih Ahok masih berada di kisaran 39 persen.
Meski secara tren menurun, berdasarkan survei itu, elektabilitas Ahok masih lebih tinggi dibanding dengan dua pesaingnya. "Ahok masih unggul. Namun angkanya kini tak jauh dari Anies Baswedan dengan 23,9 persen, dan Agus Yodhoyono dengan 21 persen," ujar Pendiri Kedai KOPI Hendri Satrio.
Menurut Hendri, suara yang hilang dari Ahok tak lantas beralih pada Agus maupun Anies. Para responden itu memilih tidak menjawab dan menyatakan tak tahu akan beralih ke siapa.
Sementara itu, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno masih yakin elektabilitas pasangan Ahok-Djarot yang diusungnya bakal unggul. Ketua Dewan Pimpinan Pusat bidang Ekonomi PDIP itu tak khawatir soal naik turunnya angka elektabilitas dalam survei. "Kami tidak lihat dari satu (lembaga). Kalau meta analisis dari berbagai lembaga survei, kami masih yakin di 40-42 persen (elektabilitas)," ujarnya usai pemaparan survei Kedai KOPI.
Sejumlah lembaga survei memang getol memberikan survei terkait Pilgub DKI. Hasilnya beragam. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) misalnya, dua pekan lalu mengeluarkan survei yang menyatakan suara pemilih Ahok mencapai 44 persen, jauh mengungguli Anies dan Agus. Sementara itu survei Polmark Research Center, mengatakan elektabilitas Ahok pada angka 31,9 persen.
YOHANES PASKALIS