TEMPO.CO, Tasikmalaya - Calon Wali Kota Tasikmalaya Dicky Candra blusukan ke Pasar Indihiang, Ahad, 30 Oktober 2016. Saat bertemu Dicky, para pedagang banyak mengeluhkan sepinya pasar. "Pasarnya masih sepi," kata Adah, pedagang sayuran.
Adah berharap kondisi pasar tetap ramai dari pagi hingga malam. Biasanya, kata dia, ramainya pasar hanya terjadi pada pagi hari. "Siang sudah sepi. Ingin pasar ramai," ucapnya.
Menurut dia, sepinya pasar salah satunya disebabkan oleh tidak adanya angkutan umum yang lewat. Pengemudi angkutan biasanya tidak mau melintas ke pasar. "Kami ingin dilewati angkot. Kondisi pasar juga seperti ini, becek kalau hujan. Ingin diperbaiki," ujarnya.
Pedagang ayam potong, Eni, mengatakan hal senada. Dia berharap, semua angkutan umum masuk ke kompleks pasar. "Ingin pasar lebih bagus dan harga-harga murah. Angkutan juga harus masuk ke sini biar akses pembeli lebih mudah," katanya.
Mendengar keluhan para pedagang, Dicky mengatakan pasar tradisional dengan segala keterbatasannya harus dilestarikan dan dilindungi. Dia mengakui ada titik sepi angkutan umum, salah satunya Pasar Indihiang. "Ada titik sepi angkot lewat sini," ucapnya.
Artis sinetron itu berujar pemerintah telah merencanakan pembangunan jangka pendek, yakni perputaran ekonomi masyarakat Indihiang. Adapun rencana jangka panjangnya ialah pembuatan jalan dari Karangresik ke Indihiang. "Itu untuk menambah perputaran ekonomi masyarakat di Indihiang. Mudah-mudahan saya bisa mengemban amanat," katanya.
Sebelum blusukan, Dicky sempat dicegat ibu-ibu yang sedang melaksanakan senam aerobik. Dia diajak turut senam bersama ibu-ibu.
Pemandangan unik terjadi ketika ajakan instruktur senam tidak digubris oleh peserta senam. Mereka justru asyik berfoto dengan Dicky. "Ayo Ibu-ibu, dengarkan saya. Sudahi foto bareng Pak Dicky," kata instruktur tersebut.
CANDRA NUGRAHA