TEMPO.CO, Gorontalo - Deklarasi damai sebagai tanda dimulainya tahapan kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo diwarnai kericuhan antarmassa pendukung pasangan calon.
Dari pantauan Antara di lokasi deklarasi di Grand Sumber Ria Ballrom, Jalan Pangeran Hidayat III, Kota Gorontalo, Jumat, 28 Oktober 2016, kericuhan terjadi seusai pembacaan deklarasi kampanye "Berintegritas dan Damai" secara bersamaan oleh pasangan calon dan partai pengusung.
Saat akan melakukan tanda tangan deklarasi tersebut, salah seorang calon wakil gubernur terlibat adu mulut dengan perwakilan partai pengusung pasangan calon lainya.
Beruntung awal kejadian tersebut sempat dilerai oleh salah seorang staf dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang saat itu berada di atas panggung. Namun tak lama berselang, masing-masing pendukung--calon Rusli Habibie-Idris Rahim dan Zainuddin-Adhan Dhambea--langsung naik ke atas panggung, dan nyaris terjadi aksi saling pukul.
Petugas kepolisian yang berjaga saat itu langsung membubarkan massa yang sudah menguasai panggung tempat berlangsungnya deklarasi damai.
Baca juga:
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Gorontalo Siti Haslina Said mengatakan bahwa pihaknya menyayangkan kericuhan yang terjadi antarpasangan calon pada saat deklarasi kampanye damai.
"Ini memang di luar dugaan kami semua, hari ini dihadapan semua publik bahwa di Gorontalo yang namanya komitmen damai sudah tercederai dan ini sangat mengecewakan semua," katanya.
Ia berharap ke depan kejadian seperti ini tidak terulang lagi dan berharap pengamanan bisa ditingkatkan lagi, serta KPU Provinsi Gorontalo bisa menjadi bahan evaluasi, agar ketika calon-calon ini dipertemukan lagi pada saat debat publik tidak terjadi hal yang sama.
Sementara itu ketua KPU Provinsi Gorontalo Moh N. Tuli menuturkan, kejadian ini di luar dari dugaan semua pihak. Menurut dia, seharunya pada saat penandatanganan deklarasi hanya calon yang berada di atas panggung.
"Ke depan agar tidak terjadi hal serupa pada saat debat kandidat calon, kemungkinan kami akan membatasi masa pendukung calon," ujarnya.
Sementara itu Wakapolda Gorontalo Komisaris Besar Tri Maryanto mengatakan seharusnya saat penandatangan dan pembacaan deklarasi kampanye damai di atas panggung tersebut cukup diikuti oleh pasangan calon dan pendukung tidak perlu naik ke atas panggung.
"Mungkin saat itulah terjadi gesekan, namun kami telah berupaya untuk pencegahan dengan melakukan sekat antarpendukung pasangan calon," jelasnya.
Bahkan keluar dari gedung ini juga tetap diatur, namun ke depan untuk menghindari agar tidak terjadi hal serupa, pihak keamanan akan membatasi jumlah pendukung yang akan masuk, khususnya saat debat publik nanti.
ANTARA