TEMPO.CO, Tasikmalaya - Para calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, berlarian saat aparat Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota menyemburkan gas air mata. Penggunaan gas air mata dilakukan saat digelar simulasi sistem pengamanan Pemilihan Kepala Daerah 2017 di Terminal Type A Indihiang, Tasikmalaya, Kamis, 27 Oktober 2016.
Berdasarkan pantauan Tempo, dua kali gas air mata dilepaskan polisi. Angin yang saat itu berembus kencang mengarahkan gas air mata ke tenda yang ditempati setiap pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya.
Jarak antara polisi yang menyemburkan gas air mata dan tenda sekitar 100 meter. Sejumlah pejabat juga duduk di panggung itu, termasuk dari Komisi Pemilihan Umum Kota Tasikmalaya dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Tasikmalaya.
Salah seorang calon wali kota yang menjadi korban gas air mata adalah Dicky Candra. Lelaki yang dikenal sebagai artis itu mengatakan gas air mata cukup perih. "Bisa dipastikan perih juga gas air mata," katanya.
Menurut Dicky, gas air mata memang tidak langsung kena matanya. Saat polisi menyemburkannya, lelaki yang suka membanyol itu mengaku sedang menguap karena mengantuk. Rabu kemarin, banyak agenda yang harus dihadirinya.
Baca: Nasib Deutsche Bank Ditentukan Besok, Bisa Picu Krisis Baru
"Timing-nya pas banget. Saat asap gas air mata datang, saya sedang heuay (menguap). Asap terisap semua, sesak banget," ujarnya seraya mengatakan ini pengalaman pertamanya terkena gas air mata. "Pokoknya, kalau ada gas air mata, jangan nguap."
Meski kena gas air mata, Dicky optimistis pilkada Kota Tasikmalaya tidak akan seperti yang digambarkan dalam simulasi. Dicky mengapresiasi aparat kepolisian yang menjalankan tugas sesuai prosedur tetap (protap). "Ini protap kepolisian, sehingga harus melakukan seperti ini untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Tapi saya percaya pilkada Kota Tasikmalaya akan aman, damai," ucapnya.
Calon Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Asep Hidayat, tak luput terkena gas air mata. Saat gas terbawa angin, dia berusaha menunduk sambil menutup mulut dan hidung. "Saat saya kembali berdiri, orang-orang sudah tidak ada," tuturnya.
Asep tidak menyangka bakal terkena gas air mata. Tempat duduknya agak jauh dari titik pelepasan gas air mata. "Baru pertama kena," katanya. Dia mengakui gas air mata bisa membuat efek jera bagi para perusuh jika ada unjuk rasa. "Diharapkan bisa membuat efek jera."
Dicky dan pasangannya, Denny Romdony, tetap mengikuti simulasi sampai selesai. Begitu juga Asep Hidayat. Sedangkan dua calon wali kota lainnya, Budi Budiman dan Dede Sudrajat, meninggalkan lokasi simulasi. Begitu juga calon wakil wali kota, M. Yusuf, yang tidak tampak lagi di tenda.
Kepala Polres Tasikmalaya Kota Ajun Komisaris Besar Arif Fajarudin mengatakan tidak sengaja mengarahkan semburan gas air mata ke tenda para calon kepala daerah serta undangan lainnya. "Tidak disengaja," ujarnya seusai simulasi. Ia menjelaskan, tiupan angin yang mengakibatkan semburan mengarah ke tenda para undangan.
Arif mengatakan simulasi dilakukan untuk mengetahui kesiapan aparat keamanan saat dihadapkan pada situasi anarkistis. Pengamanan yang disimulasikan, antara lain, tahap penjagaan tempat pemungutan suara, kerawanan di TPS, dan aksi-aksi unjuk rasa atas ketidakpuasan kepada KPU Kota Tasikmalaya.
CANDRA NUGRAHA