TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan cara menyelamatkan para tukang becak, bukan dengan mencabut Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Kepada sebagian anggota Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Muara Baru, Jakarta Utara, yang mengaku memiliki profesi itu, Anies menyarankan pengembangan keterampilan.
"Soal Perda kita lihat dulu, cari solusi. Tapi, bagaimana kalau sudah tidak ada yang mau naik lagi?" ujar Anies saat menghadiri Peringatan Hari Penghapusan Kemiskinan Internasional yang diadakan forum Urban Poor Consurtium (UPC) di Muara Baru, Ahad, 23 Oktober 2016.
Menurut Anies, keberadaan becak tergantung dari jumlah permintaan. Saat becak sudah kehilangan rute dan penumpang, dia mewajarkan adanya sejumlah tukang becak yang kesulitan di lapangan, dengan atau tanpa pelarangan tersebut. "Kan bapak tak bisa paksa orang naik becak," katanya.
Anies menyatakan akan menyusun program pelatihan keterampilan, bila dia terpilih menjadi Gubernur DKI 2017-2022, berpasangan dengan Sandiaga Uno. "Saya mau latih, tekankan bahwa abang-abang becak bisa kemampuan lain," katanya.
Dia pun menyatakan niatnya mengembangkan sumber daya pada penjual asongan dan pemusik jalanan. Hal itu demi perbaikan kesejahteraan, yang baginya menjadi salah satu visi penting bagi pemimpin DKI. "Jadi mereka bisa kerja, atau kasih karya seni di tempat yang lebih baik, misalnya di event resmi, atau hotel," kata Anies.
Anies sempat meminta doa restu pada warga anggota JRMK Muara Baru tersebut, sebelum mulai resmi berkampanye. Penetapan para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI akan dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum DKI, pekan depan.
Anies dan Sandiaga, akan berlaga dengan pasangan calon inkumben Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Saat ditanya soal nomor urut resmi yang diinginkannya sebagai calon gubernur DKI nanti, Anies menjawab santai. "Nomor berapa saja bolehlah."
YOHANES PASKALIS