TEMPO.CO, Jakarta - Pemilihan kepala daerah serentak yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia berlangsung pada Rabu, 9 Desember 2015, di 264 daerah. Walau berjalan lancar dan aman, Komite Pemilih Indonesia (TePI) mencatat beberapa kekurangan yang harus dibenahi. "Tentunya ada persoalan, tapi tak mengganggu jalannya pemungutan suara di TPS," ujar Jeirry Sumampow, koordinator TePI, dalam keterangan tertulis, Rabu.
TePI memberikan beberapa catatan terkait dengan beberapa daerah yang masih bermasalah, tingkat partisipasi pemilih, dan pasangan calon. Penyelenggaraan pilkada serentak ini masih ternodai adanya lima daerah yang gagal melaksanakan. Pilkada hanya dilaksanakan di 264 daerah dari yang seharusnya 269 daerah.
Kegagalan ini karena persoalan yang bersumber pada pencalonan, khususnya masalah hukum yang dialami pasangan calon yang berbuntut panjang sampai gugatan pengadilan dan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara. "Akibatnya, pilkada serentak 2015 ini menjadi tak serentak," ucap Jeirry.
TePI juga menyoroti hasil temuan Badan Pengawas Pemilu, yang menemukan indikasi kecurangan di beberapa tempat pemilihan. "Ada beberapa daerah yang harus menggelar pilkada ulang karena ada pelanggaran ketika pemungutan suara, seperti pemilih mencoblos dua kali, pemilih yang bukan warga daerah setempat tapi memilih, dan lain-lain," tutur Jeirry.
Masalah partisipasi masyarakat yang masih minim dalam pilkada serentak ini juga disoroti. Dalam pantauan secara umum, partisipasi masyarakat tak lebih dari 60 persen. Padahal target Komisi Pemilihan Umum dan pemerintah di angka 70 persen.
"Contohnya, Kota Surabaya yang memiliki pasangan calon favorit, yakni Risma-Whisnu, angka partisipasinya tak lebih dari 50 persen," kata Jeirry. Masih maraknya politik uang yang dilakukan tim sukses pasangan calon di beberapa daerah membuat kualitas hasil pilkada mengalami penurunan.
Menurut Jeirry, pemilu serentak ini masih didominasi pasangan calon kepala daerah inkumben. Hasil hitung cepat di beberapa daerah, seperti Kota Tangerang Selatan, Kota Surabaya, Kabupaten Siak, Sulawesi Tengah, menunjukkan hasil perolehan suara pasangan calon kepala daerah inkumben jauh melebihi lawan-lawannya.
EGI ADYATAMA