TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) kembali menembaki kawasan sekitar Nduga, Papua, pada Rabu, 27 Juni 2018, sehingga pemilihan kepala daerah atau pilkada 2018 di wilayah itu tertunda. "KKSB kembali menyerang dengan tembakan rentetan yang tak terarah," ucap Kepala Penerangan Daerah Militer XVII Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 27 Juni 2018.
Menurut Aidi, penembakan ini terjadi pukul 08.15-09.05 waktu setempat. Tembakan itu dibalas satuan pengamanan gabungan Yonif 755/Yalet dan BKO Brimob Pam Pilkada. "Kontak tembak antara pasukan keamanan TNI/Polri dan KKSB terjadi di sekitar area bandara."
Baca:
Usai Tembak Pesawat Brimob, Kelompok Ini Serang Warga Nduga
Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua
Menurut Aidi, kontak senjata ini terjadi karena kelompok bersenjata mengeluarkan tembakan berulang-ulang tanpa arah yang jelas. Lokasi penembakan antara lain di belakang kantor Bappeda Nduga, belakang kantor keuangan Nduga, serta sekitar Bandara Kenyam.
Aidi menjelaskan, pasukan TNI dan Polri pada awalnya memperketat keamanan dengan berusaha mengidentifikasi arah datangnya serangan. Namun, saat anggota pos Yonif 755/Yalet melihat langsung kelompok penyerang itu bersenjata, pasukan membalas tembakan.
Baca:
3 Warga Kenyam, Papua, Tewas Diserang Kelompok Bersenjata
Usai Tembak Pesawat Brimob, Kelompok Ini...
Tak ada korban dari pihak keamanan dalam insiden yang berakibat tertundanya pilkada 2018 ini. Dia juga tak dapat memastikan adanya korban dari kelompok yang melakukan serangan bersenjata. "(Mereka) segera melarikan diri ke arah hutan."
Seusai insiden, tutur Aidi, ada laporan dari warga bernama Tourus Gwijangge bahwa anaknya terkena peluru nyasar. Anak Tourus, Yonggi Gwijangge, 6 tahun, terluka pada kaki kirinya akibat peluru saat berada di dekat rumahnya, sekitar 300 meter dari lokasi kontak tembak. "Setelah dirawat di puskesmas, korban kembali ke rumah karena hanya terluka ringan."