TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyampaikan tim pemenangannya siap memantau proses pemungutan suara di Pilgub Jawa Barat. Salah satunya, pemantauan dilakukan terhadap sistem teknologi informasi (IT) milik Komisi Pemilihan Umum untuk penghitungan suara.
"Bagaimana sistem IT harus diawasi karena ini juga tempat terjadinya kecurangan. Mengingat satu yang saya harus terus terang, bahwa (SDM) di bidang IT ini memiliki kekerabatan dengan salah satu calon, tidak usah saya sebut namanya," ujar Deddy Mizwar melalui siaran pers, Selasa, 26 Juni 2018.
Baca: Pilgub Jabar 2018, Deddy Mizwar Nyoblos di Pondokgede Bekasi
Menurut Deddy pihaknya bukan mencurigai tanpa alasan terhadap pihak KPU, tetapi langkah itu sebagai antisipasi demi hasil hajatan demokrasi yang bersih dan transparan.
Tim pemenangan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, termasuk saksi di tiap TPS, dibekali sejumlah perangkat teknologi informasi sebagai penunjang transparansi hasil pemungutan suara tersebut.
"Kami juga mengawal bagaimana penggunaan Android, fasilitas foto, laptop, atas hasil perolehan suara di TPS. Begitu pula dengan tim IT kami, siap mengawal proses rekapituasi suara di KPU, agar siapa yang bermain di situ, urusannya penjara," ungkap dia.
Selain pengawasan sistem IT, Deddy mengatakan, pengawasan secara manual di setiap TPS juga dilakukan demi menghindari penyimpangan suara. Beredarnya e-KTP palsu beberapa waktu lalau dapat dijadikan sebagai indikator akan beredarnya pemilih-pemilih gelap dengan identitas kependudukan palsu.
Baca: Pilgub Jabar: Deddy Mizwar Yakin Menang Telak di Lima Daerah Ini
"Jangan sampai terjadi penyelundupan suara akibat masuknya e-KTP palsu. Jadi para kader dan semua anggota masyarakat harus mengawasi agar tidak terjadi kecurangan," katanya.
Deddy meminta juga masyarakat untuk turut mencegah upaya-upaya money politics atau politik uang. Caranya dengan melaporkan kejadian tersebut ke Panwaslu atau Bawaslu. "Supaya tidak terjadi degradasi sistem domokrasi," ujar Deddy.