TEMPO.CO, Makassar - Sebanyak 85 ribu orang dikerahkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar, untuk mengawal pemilihan kepala daerah serentak 2018.
Nurdin Halid mengatakan tim yang diturunkan tersebut memantau mulai H-3 hingga H+2 pencoblosan. Tim itu juga memantau rekapitulasi di panitia pemilihan kecamatan (PPK). “Saya turunkan semuanya untuk menjaga terjadinya kecurangan. Jadi tim mengawal semuanya, dari TPS sampai PPK,” ucap Nurdin di Makassar, Senin, 25 Juni 2018.
Baca: Nurdin Halid Waspadai Daerah Rawan Kecurangan di Pilgub Sulsel
Tak hanya itu, ia menyebutkan 85 ribu orang yang diturunkan itu juga untuk membantu masyarakat menggunakan hak pilihnya pada 27 Juni 2018. “Mereka juga membantu pengamanan agar kondusif sekaligus mengawal jika ada orang yang hendak melakukan kecurangan,” ujarnya.
Nurdin menuturkan 85 ribu orang yang masuk dalam tim tersebut di antaranya 35 ribu saksi se-Sulawesi Selatan dengan dua saksi di dalam dan luar TPS. Selebihnya melakukan pengawasan atau pergerakan dalam berbagai kegiatan saat pencoblosan. “Jumlah orang per TPS bervariasi, ada tiga, empat, lima, atau sepuluh. Bergantung pada tingkat kerawanannya,” ucap Nurdin.
Baca: Survei Pilgub Sulsel: Nurdin Halid-Aziz Kuasai Wilayah Bugis
Nurdin berujar, semakin tinggi tingkat kerawanan, semakin banyak anggota tim yang dikerahkan di TPS. "Kami sudah mendata daerah rawan kecurangan dan yang kondusif,” tuturnya.
Khusus di Kota Makassar, kata Nurdin, pihaknya menurunkan satuan gabungan khusus yang terdiri atas 6.000 orang. Begitu pun di daerah lain yang dianggap berpotensi terjadi kecurangan, seperti Kabupaten Gowa dan Takalar.
“Saya turunkan satgas khusus di daerah itu. Semua taktik serta strategi dilakukan untuk mencegah kampanye hitam dan politik uang,” ucapnya.