TEMPO.CO, Bandung - Calon wali kota di Pilkada 2018 Kota Bandung Nurul Arifin menyatakan masalah gender masih menjadi pekerjaan rumah bagi Kota Bandung.
"Arus utama gender menjadi PR di Kota Bandung. Masih banyak diskriminasi terhadap perempuan," kata Nurul dalam debat perdana Pilwalkot Bandung di Hotel BnB, Kota Bandung, Minggu malam,25 Maret 2018.
Baca juga: SBY Optimistis Nurul Arifin Memenangi Pilkada Kota Bandung
Berkaca pada data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kata dia, Kota Bandung masih menyimpan sejumlah permasalahan terkait anak dan perempuan. Nurul mengatakan, sebagai satu-satunya calon dari kaum perempuan, sudah seharusnya dia mengangkat hak-hak anak serta kesetaraan perempuan dalam berbagai bidang.
Nurul menjanjikan adanya keterlibatan perempuan dari berbagai aspek. Kata dia, setidaknya 30 persen perempuan dapat menempati posisi strategis di dalam unsur kewilayahan. "Kami akan memberdayakan perempuan 30 persen representasi perempuan tidak hanya di politik, tapi ingin semua profesi, industri, birokrasi," kata dia.
Baca juga: Politikus Golkar Anggap Keterlibatan Wanita di Partai Dipaksakan
Dengan banyaknya keterlibatan perempuan di berbagai aspek yang ada di Kota Bandung, ia meyakini Bandung akan semakin geulis (cantik) dan harmonis sesuai dengan tagline kampanye pasangan tersebut.
Tak hanya perempuan dan anak, Nurul pun menyoroti belum terpenuhinya hak bagi disabilitas. Apabila ia terpilih, Nurul mengatakan, tiga hal tersebut akan menjadi prioritas pembangunannya tanpa mengesampingkan aspek lain.