TEMPO.CO, Semarang - Tim pemenangan pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen menilai tim pasangan Sudirman Said (SS) dan Ida Fauziyah menggunakan strategi ecek-ecek dalam memenangi Pilgub Jateng 2018. Sebab, tiga bulan menjelang pencoblosan, popularitas Sudirman-Ida hanya 22,4 persen.
"Tim pemenangan Ganjar-Yasin question mark (tanda tanya) gerakan atau strategi Pak SS, wong pinter masak strateginya kayak gini, mohon maaf ecek-ecek, bukan gerakan orang yang punya kapasitas tempur," kata Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto di Semarang, Sabtu, 24 Maret 2018.
Baca juga: Timses Ganjar Pranowo Penasaran dengan Strategi Sudirman Said
Hal tersebut disampaikan Bambang di sela peresmian posko bersama Ganjar-Yasin di Kota Semarang, tepatnya di samping kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng.
Dalam kesempatan tersebut, PDIP merilis hasil survei internal yang dilaksanakan pada tanggal 12 sampai 15 Maret 2018. Hasilnya tingkat popularitas serta elektabilitias pasangan Ganjar-Yasin sangat memuaskan.
Untuk tingkat popularitas, pasangan Ganjar-Yasin mencapai 88,8 persen; sedangkan elektabilitasnya tercatat 62,3 persen. Di sisi lain, popularitas pasangan Sudirman-Ida disebut hanya 22,4 persen.
"Kalau gerakan mereka masih seperti ini, begitu-begitu saja, ya, tidak akan bisa menang. Periode Oktober 2017 hingga Maret 2018 saja, popularitasnya hanya 20 persen, dalam tiga bulan ke depan, tidak akan bisa mengejar Ganjar," ujarnya.
Kendati demikian, tim pemenangan Ganjar-Yasin tetap mewaspadai semua pergerakan dari pasangan calon Sudirman-Ida, apalagi melihat latar belakang Sudirman Said.
"Lihat saja track record Pak SS, dia lulusan STAN, bekerja pertama di swasta, terus jadi Menteri ESDM. Sebelumnya, sempat di Pindad dan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Itu ilmunya beda semua, pasti ada network yang kuat di belakangnya, termasuk Anies dan Sandiaga (Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta). Atas dasar itu, kami meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.
Baca juga: Awal April, SBY dan AHY Kampanye untuk Ganjar Pranowo
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu menjelaskan pergerakan tim pemenangan Ganjar-Yasin yang menjadi inkumben saat ini tergantung pada gerakan lawan politik.
"Posisi kami inkumben agak berbeda dengan Pilgub Jateng 2013. Calon gubernur yang diusung oleh PDIP menantang inkumben, sedangkan gerakan lawan saat ini bikin saya question mark," katanya.