TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak menolak berkomentar soal wacana majunya Yenny Wahid dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur atau pilgub Jatim. Menurut calon wakil gubernur itu, dia tak pantas mengomentari langkah politik Yenny karena punya hubungan baik. "Saya berkawan baik dengan Mbak Yenny dan Mbak Alissa Wahid (kakak Yenny), jadi tidak pas mengomentari sikap beliau," kata Emil kepada Tempo, Rabu, 3 Januari 2018.
Emil justru memuji putri almarhum Gus Dur itu sebagai sosok religius dan nasionalis. Di mata Emil, Yenny Wahid adalah figur yang selalu menjunjung tinggi demokrasi serta mengutamakan kepentingan nasional. Selain itu, Yenny sosok pejuang bagi masyarakat dan tidak membeda-bedakan golongan.
Baca: Alasan Gerindra Pertimbangkan Yenny Wahid di Pilgub Jatim
Suami dari artis Arumi Bachsin ini mengaku sering berdiskusi berbagai hal tentang keagamaan dalam perspektif dunia bersama Yenny sebagai orang yang sama-sama pernah mengenyam pendidikan di luar negeri. "Saya lulusan Oxford, Mbak Yenny Harvard, jadi kami sesekali bicara soal akademik dan nyambung," ujarnya.
Emil juga mengaku pernah berdiskusi tentang pilgub Jatim dengan Yenny. Bahkan Yenny adalah salah satu orang yang ia mintai pendapat tentang rencananya menjadi calon wakil Khofifah Indar Parawansa. "Pendapat beliau tidak akan saya share di sini," ucapnya.
Simak: Yenny Wahid Digadang Maju, Nasdem: Pilgub Jatim Akan Lebih Meriah
Emil juga menyebut Yenny dan Alissa yang pertama kali mengajak dia bersilaturahmi ke keluarga besar Gus Dur di Ciganjur, Jakarta. Dengan kedekatan seperti itu, Emil merasa tidak pantas bicara soal persaingan merebut kursi gubernur dengan Yenny.
Sebelumnya, Yenny diwacanakan akan diusung Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, serta Partai Keadilan Sejahtera sebagai calon Gubernur Jawa Timur. Ketiga partai ini akan membentuk poros baru guna menandingi calon yang lebih dulu maju, yakni Syaifullah Yusuf dan Khofifah.
HARI TRI WASONO