TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal Edy Rahmayadi menganggap kritik terhadap keputusannya maju dalam pilkada Sumatera Utara sebagai doa. "Mendoakan saya itu, kritik itu doa untuk saya," ujar Edy pada Tempo, Ahad, 31 Desember 2017.
Menurut Edy, keputusannya untuk maju sebagai calon Gubernur Sumatera Utara dan mengajukan pensiun dini sebagai prajurit tidak menyalahi aturan. "Undang-undangnya boleh," ucapnya.
Baca: KSAD Restui Edy Rahmayadi Ikut Pilgub Sumut 2018
Edy menuturkan setiap anggota TNI yang terjun ke kancah pilkada harus mundur dari statusnya sebagai prajurit. "Kan saya sudah mundur, yang mau dikritik apanya?" ujar dia.
Dalam Pilgub Sumatera Utara Edy telah mengantongi tiket dari Partai Hanura, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional. Karena itu, Edy telah siap mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah.
Simak: Edy Rahmayadi: Saya Ingin Jadi Gubernur Sumut, Bukan KSAD
Menurut dia, pendaftaran pemilihan kepala daerah Sumatera Utara dibuka pada 8-10 Januari 2017. "Jadi, paling lambat 10 Januari sudah melakukan pendaftaran," tutur Edy yang juga menjabat Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia itu.
Edy berujar, saat mendaftar ke KPUD, dia telah menyiapkan calon wakilnya, yakni Musa Rajekshah. "Jadi pasangan saya itu Ijeck ya," kata Edy.