TEMPO.CO, Surabaya - Delapan relawan yang terdiri atas satuan tugas, relawan Risma-Whisnu, dan beberapa struktur partai PDIP Kota Surabaya melakukan cukur gundul di kantor pemenangan Risma-Whisnu yang sekaligus kantor Dewan Pimpinan Cabang PDIP Kota Surabaya, Jalan Kapuas, Surabaya. Cukur gundul itu merupakan rasa syukur atas kemenangan sementara berdasarkan hasil survey Exit Poll yang dilakukan lingkup internal PDIP.
“Delapan orang itu sebelumnya pernah bernazar, kalau pasangan Risma-Whisnu menang, mereka akan cukur gundul dan sekarang mereka penuhi nazar itu,” kata juru bicara pemenangan Risma-Whisnu, Didik Prasetiyono, kepada Tempo di lokasi, Rabu, 9 Desember 2015.
Menurut Didik, dalam adat Jawa Islam, kebiasaan seperti itu sudah biasa dilakukan sehingga para relawan juga bernazar untuk mensyukuri kemenangan Risma-Whisnu, yang selama ini diperjuangkannya. “Karena mereka yakin menang, makanya langsung dilakukan segera,” tuturnya.
Didik menambahkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Surabaya Consulting Group (SCG) dengan metode Exit Poll, ternyata pasangan inkumben, Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, menang telak 81 persen atas penantangnya, Rasiyo-Lucy Kurniasari, yang hanya mendapat 19 persen dari seluruh tempat pemungutan suara di Kota Surabaya. “Mereka berlandaskan hasil survei ini,” ujarnya.
Karena itu, untuk menghormati dan mensyukuri kemenangan inkumben yang diusung PDIP Kota Surabaya, para pengurus DPC PDIP Kota Surabaya mencukur satu per satu relawan yang bernazar gundul itu. “Tadi struktural DPC langsung mencukur secara simbolis. Itu bukti penghargaan kami kepada mereka,” tuturnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, setelah hasil survei Exit Poll itu dirilis, di kantor pemenangan tersebut dilakukan cukur gundul, satu per satu, dari ketua tim pemenangan Risma-Whisnu, juru bicara tim pemenangan, media center pemenangan, hingga jajaran struktural DPC PDIP Kota Surabaya ikut mencukur secara simbolis relawan tersebut.
Relawan yang rata-rata berpakaian kaus Risma-Whisnu serta seragam satgas itu seakan gembira meskipun rambutnya dicukur gundul. Bahkan, ketika digundul itu, sesekali mereka menunjukkan tangan "peace" atau tangan dua jari sebagai nomor urut Risma-Whisnu.
MOHAMMAD SYARRAFAH