TEMPO.CO, Jakarta - Balai Kota masih dipadati penggemar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang ingin berfoto, Jumat, 28 April 2017. Ratusan orang masih berjajar mengantre dari depan halaman Balai Kota sampai mendekati gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta.
Meski begitu, Balai Kota tampak lebih lengang dan teratur dibanding tiga hari sebelumnya. Pengunjung yang ingin berfoto berjajar di balik tali plastik yang menjadi batas antrean. Selain itu, pengunjung diwajibkan mengambil nomor antrean.
Baca:
Tepatkah Kirim Karangan Bunga Papan untuk Ahok?
Penjelasan PDIP Kenapa Karangan Bunga untuk Ahok Tak Terbendung
Pengunjung dijejerkan dalam dua baris di depan ruang kerja Ahok. Mereka dipersilakan duduk di kursi yang disediakan dalam barisan dengan masing-masing sepuluh kursi. Jadi antrean lebih cepat terurai karena Ahok hanya perlu berpindah posisi untuk berfoto. Setelah berfoto, setiap pengunjung distempel.
Stempel dengan tulisan “FOTO” baru digunakan hari ini sebagai penanda yang sudah berfoto. “Biar enggak mondar-mandir," ujar anggota staf Biro Kerja Sama Daerah dan Hubungan Luar Negeri, Michael Oktoviyanes, di Balai Kota, Jumat, 28 April 2017.
Baca juga:
Kisah Pedagang Pembuat Karangan Bunga Terbesar untuk Ahok
Kampung Akuarium Akan Dibangun Lagi dengan Tema Pesisir
Agar tertib, pengunjung juga tidak diizinkan berfoto dengan kameranya sendiri. Kamera hanya disediakan staf gubernur. Mereka yang ingin berfoto bisa mengambil fotonya dengan memindai data dari kode QR yang disediakan.
Michael menuturkan stempel merupakan salah satu antisipasi agar pengunjung tidak menumpuk di halaman Balai Kota. "Banyak dari kemarin yang muter-muter terus (setelah berfoto)," ucap Michael.
Simak:
Kapolda Minta GNPF MUI Tidak Turun Kembali ke Jalan Soal Ahok
Balada Cinta Rizieq, Kapolda : Kalau Bukan Mereka, Siapa?
Pengunjung pun tidak keberatan jika harus ditempel cap dengan tulisan “FOTO”. Pengunjung, Imelda, 31 tahun, mengatakan stempel akan membuat orang tertib, sehingga semua pengunjung mendapat kesempatan yang sama. "Supaya adil. Jadi ka semua bisa berfoto, enggak ada yang dua kali," ujar Imelda.
Ungkapan serupa disampaikan Reni Margareta, 21 tahun. Meski kecewa tidak bisa berlama-lama bertemu dengan Ahok, wanita yang baru tiba dari Medan, Sumatera Utara, ini cukup puas. "Yang penting bisa ketemu Pak Ahok," tutur Reni dengan wajah bahagia.
LARISSA HUDA