TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti mengatakan pihaknya akan memproses pemberian sembako dan sapi kepada warga menjelang pencoblosan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, putaran kedua.
Bawaslu kini masih meminta keterangan dari pelaku maupun saksi-saksi.
Baca juga: Pilkada DKI, Billy Beras: Mau Menang, Serahin Pedagang
"Proses penanganannya sejak ditemukan, kami masih memanggil para pihak, pelakunya dan keterangan saksi-saksi," kata Mimah, di kantor Bawaslu DKI, Sunter, Jakarta Utara, Selasa, 18 April 2017.
Mekanisme penanganannya adalah selama 5 hari untuk memutuskan apakah temuan tersebut masuk kategori tindak pidana pemilu atau bukan.
Namun, kata Mimah, karena politik sembako sudah terjadi di berbagai wilayah, pihaknya mendikusikan dengan tim Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu).
"Ini untuk menemukan apakah masuk dalam kategori tindak pidana pemilu. Karena pembagian sembako ini punya potensi dikenakan tindak pidana pemilu," kata Mimah.
Dia mengatakan proses pencegahan sembako sudah dilakukan Bawaslu DKI Jakarta agar barang-barang tersebut tidak didistribusikan ke masyarakat.
"Sembako dan sapi politik tadi tidak didistribusikan ke masyarakat," kata dia.
Bawaslu DKI memaparkan temuan paket sembako yang beredar di masa tenang pilkada. Hasil temuan itu terjadi pada 15-18 April 2017, di masa tenang pilkada di lima wilayah DKI serta Kepulauan Seribu.
Di Jakarta Pusat, Bawaslu DKI menemukan dua mobil pick up di Jalan Perikanan, Petamburan. Mobil tersebut berisi 53 karung (berisi 18 paket), 50 kilogram beras, gula dan minyak goreng (60 dus).
"Kami juga menemukan satu spanduk bertuliskan relawan Badja," kata Mimah. Paket sembako kini diamankan di kantor Panitia Pengawas Kecamatan Tanah Abang.
Di Jakarta Timur, temuan paket sembako dilakukan di Kelurahan Susukan (59 paket sembako), Kelurahan Cakung Tumur (845 paket sembako). Sementara di Klender pembagian paket sembako telah terjadi dengan isi berupa minyak, beras, dan mie instan. Kasus tersebut ditangani di Panwas Kota Jakarta Timur.
Di Jakarta Utara, politik sembako ditemukan di Warakas (355 paket), di Pegangsaan Dua (316 paket), dan di Rusun Marunda (200 paket). Paket terdiri dari beras, minyak goreng, gula pasir, dan mie instan. Temuan tersebut kini diamankan di Panwascam masing-masing kecamatan.
Di Jakarta Selatan, rencana pembagian sembako di Apartemen Kalibata City digagalkan Panwascam Pancoran. Kejadian itu terjadi pada Sabtu, 15 April 2017. Sementara di Jagakarsa, Panwas Kota Jakarta Selatan menyegel kantor PPP dan menyita paket sembako sebanyak satu karung verisi beras, minyak goreng, dan gula pasir.
Di Jakarta Barat, Panwas Kota Jakarta Barat menyita tiga truk paket sembako di Kalideres berisi beras, gula, minya goreng, dan mie instan. Kejadian itu terjadi pada Senin, 17 April 2017. Panwas Jakarta Barat juga menyita satu truk paket sembako di Jati Pulo, dan di Duri Kepa sebanyak 100 paket sembako. Paket berisi beras, gula, dan mie instan.
Sementara di Kepulauan Seribu, Panwascam Kepulauan Seribu menyita paket sembako di Pulau Tidung (150 paket), dan di Pulau Kepala (57 paket).
Simak juga: Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Fokus Mencegah Pembagian Sembako
Bawaslu DKI juga menemukan 23 ekor sapi yang diketahui milik DPC PDIP Kepulauan Seribu. Mimah mengatakan posisi sapi itu tidak berada di kantor Panwas karena sudah ada di lokasi di empat pulau Kepulauan Seribu.
"Itu tidak diamankan karena sudah tersebar di pulau-pulau," kata Mimah.
AMIRULLAH SUHADA