TEMPO.CO, Jakarta – Koordinator Sumber Daya dan Kreatif Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Arya Bima, mengklarifikasi tudingan melakukan politik uang dengan membagikan bahan kebutuhan pokok menjalang pencoblosan putaran kedua pilkada DKI. Arya Bima mengatakan Ahok-Djarot tidak pernah melaksanakan program bagi bahan pokok dan pengadaan pasar murah.
Arya Bima malah menduga pelanggaran politik uang dalam pilkada putaran dua ini dilakukan oleh pihak sebelah. Arya mengindikasikan adanya tuduhan tak beralasan dari pihak lawan. “Seolah-olah ada maling teriak maling seolah-olah kami yang operasi bagi sembako. Sama sekali kami gak lakukan,” katanya.
Baca juga: Ahok: Saya yang Paling Tidak Suka Ada Bagi-Bagi Sembako
Arya Bima, yang didampingi Ketua Tim Pemenangan Basuki-Djarot, Prasetio Edi Marsudi, mengatakan hal tersebut saat melakukan konferensi pers di Rumah Pemenangan Ahok-Djarot, di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 18 April 2017. “Kami menegaskan tim pemenangan tidak pernah ada program bagi-bagi sembako atau yang menyangkut pasar murah,” kata Arya Bima.
Pembagian sembako gratis atau pasar murah melanggar peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2016 tentang Kampanye Pilkada. Kedua hal tersebut termasuk politik uang. Namun, Arya Bima mengatakan, kalaupun ada pasar murah, itu merupakan inisiatif para relawan Ahok-Djarot. “Resmi bukan dari tim pemenangan,” katanya. Menurut dia, relawan ini bereaksi atas tim pasangan Anies-Sandi yang melakukan pasar murah sejak pilkada putaran pertama.
Baca: Ribut Paket Sembako, Tim Ahok-Djarot dan Anies-Sandi Saling Lapor
Arya menjelaskan, pihaknya tidak mungkin melakukan bagi-bagi sembako dan pasar murah. Menurut dia, angka kepuasan warga yang tinggi kepada Basuki-Djarot selama satu periode cukup meyakinkan, sehingga mereka optimistis dapat mendulang kemenangan. Namun Arya juga mengaku khawatir soal bagi-bagi bahan pokok yang diduga dilakukan oleh tim Anies-Sandi dapat merebut suara yang awalnya mendukung Ahok-Djarot.
BENEDICTA ALVINTA | YY