TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan sembako murah menjelang pencoblosan pemilihan kepala daerah DKI Jakarta berlangsung di sejumlah tempat, di antaranya di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat, 14 April 2017. Acara yang disebut-sebut sebagai "banjir sembako" ini diprakarsai tim sukses pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saifuk Hidayat atau Ahok-Djarot (Badja).
Penjualan sembako murah ini berlangsung di RT 014 dan 015 RW 014 Kelurahan Klender. "Saya beserta PPL (Panitia Pengawas Lapangan) dan Panwas Kecamatan memantau kegiatan dari jauh," kata Lurah Kelurahan Klender A. Rahman Hakim saat ditemui Tempo di kantor Kelurahan Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Ahad, 16 April 2017.
Baca: Dugaan Sembako Ahok-Djarot, Bawaslu: Mengarah ke Politik Uang
Menurut Rahman, penjualan sembako dilakukan seusai salat Jumat. Masyarakat antusias mengantre untuk mendapatkan sembako murah. "Untuk mempercepat proses pembagian, antrean dilakukan dari dua arah, yakni dari Jalan I Gusti Ngurah Rai dan Gang Tahu," katanya.
Rahman mengatakan Panwas Kecamatan dan PPL menganggap kegiatan ini bukan pelanggaran pilkada karena harga sembako yang dijual tidak berbeda jauh dari harga normal. Taksiran harga paket sembako sekitar Rp 50 ribu dan dijual Rp 20 ribu. Isinya 5 bungkus mi instan, 1 liter beras, dan 1 liter minyak goreng. "Tidak ada stiker atau atribut pasangan calon dalam paket sembako," ujarnya.
Baca: Laporkan Tim Ahok Bagi Sembako, Tim Anies: Ada Ratusan Ribu Paket
Sebelumnya, tim sukses pasangan Badja, Syaiful, mengatakan akan ada penjualan sembako murah di RT 01 RW 017 Kelurahan Klender. "Kami melakukan penjualan 200 paket sembako," ucapnya.
Penjualan sembako murah ini ditanggapi calon wakil gubernur, Sandiaga Uno. Menurut Sandi, yang berpasangan dengan calon gubernur , Anies Baswedan, banjir sembako tidak berdampak terhadap elektabilitas dalam pilkada DKI putaran kedua.
"Kami melihat dari hasil survei internal bahwa serangan pembagian sembako yang dilakukan secara masif terhadap basis-basis suara kami di Jakarta Timur dan Jakarta Utara, alhamdulillah tidak terlalu berpengaruh," tuturnya di Jakarta Pusat, Sabtu, 15 April 2017.
Baca: Soal Dugaan Pembagian Sembako, Djarot: Saya Enggak Ngurus
Dia mengatakan hanya 15 persen penerima sembako yang dikawal aparat keamanan. "Hanya 15 persen dari yang menerima, yang kami sebut banjir sembako, ternyata dikawal dan sudah menjadi viral. Angka 15 persen itu memperlihatkan tingkat efektivitasnya rendah," katanya.
Hal tersebut, menurut Sandi, memperlihatkan masyarakat Jakarta sudah cerdas. Walaupun menerima sembako, kata dia, pilihan warga tetap tidak berubah. "Berdasarkan hasil survei internal kami yang tidak pernah diumumkan, posisi kami unggul dan tiga hari ke depan kami berkonsolidasi untuk momentum dan margin keunggulan kami dan ini bisa dipelihara," ujarnya.
Pada pilkada DKI putaran kedua, pasangan Anies-Sandi berhadapan dengan inkumben Ahok-Djarot. Pencoblosan akan berlangsung pada Rabu, 19 April 2017.
IRSYAN HASYIM | ANTARA | ELIK S.