TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia akan menerapkan pola pengaman baru di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Putaran Kedua. Pengamanan tiap TPS pada Pilkada DKI Jakarta ini akan diperketat.
“Sekarang ini, satu orang polisi untuk satu TPS. Juga satu orang TNI (Tentara Nasional Indonesia) ditambah dua orang Linmas,” ungkap Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di Markas Besar Polri, Senin, 17 April 2017.
Dengan formasi ini, kata Boy, satuan pengamanan akan bersifat stasioner. Sebelumnya, polisi menerapkan formasi satu orang polisi untuk tiga TPS disokong oleh enam orang Linmas, sehingga polisi harus berpindah-pindah selama kegiatan.
Baca: Pilkada DKI, Begini Pola Polisi Amankan TPS
Boy berharap formasi baru ini dapat meningkatkan rasa percaya masyarakat pada petugas, sehingga tidak perlu ada pengerahan dari massa untuk pengawalan di TPS seperti program “Tamasya Al-Maidah”. “Masyarakat enggak usah khawatir. Percayakan kepada petugas,” kata dia.
Selain pengawalan di area TPS, polisi juga menerapkan antisipasi di luar TPS yang tersebar di tiap kecamatan. Antisipasi ini berupa patroli skala besar dengan jumlah personel setingkat satu regu, juga pengerahan satuan intelijen. “Kegiatan polisi sifatnya preventif dan deteksi aksi dini,” ujar Boy.
Sebelumnya beredar kabar akan diselenggarakannya “Tamasya Al-Maidah” yang bertujuan untuk mendatangi semua tempat pemungutan suara di Jakarta pada hari pencoblosan.
Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Putaran Kedua akan berlangsung pada 19 April 2017. Pasangan calon nomor urut dua Basuki Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat akan bersaing dengan pasangan calon nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
CAESAR AKBAR | TD