TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, mengungkapkan, sebanyak 1.153 spanduk tidak berizin sudah dicopot. Menurut dia, saking banyaknya, tiang spanduk yang dikumpulkan bisa dipakai untuk membikin kandang bebek. Spanduk berikut tiangnya itu paling banyak ditemukan di Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
"Saya memerintahkan semua spanduk provokatif dicopot," kata Soni, sapaan Sumarsono, di Balai Kota DKI, Jumat, 7 April 2017.
Baca: Pilkada DKI, Ada 57 Ribu Orang Tak Masuk DPT
Sumarsono mengimbau masyarakat tidak khawatir ancaman intimidasi. Sebab, pemerintah akan memberikan perlindungan maksimal di tempat pemungutan suara (TPS) pada saat pencoblosan. "Buat yang merasa terintimidasi, lapor ke polisi setempat," ucapnya.
Pemerintah DKI, kata Sumarsono, juga intensif melakukan pengamanan pada hari pencoblosan. Dia mengakui ada sedikit gesekan psikologis di masyarakat menjelang pemilihan. Salah satu pemicunya karena membaca spanduk provokatif.
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu melansir spanduk provokatif di DKI jumlahnya mencapai ratusan. Persisnya, Bawaslu mendapat laporan ada 600 spanduk provokatif. Spanduk tersebut sudah dicopot, tapi esoknya muncul kembali spanduk serupa.
FRISKI RIANA