TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Djarot Saiful Hidayat, meminta Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, mempertanggungjawabkan pidatonya mengenai penggusuran 300 lokasi di Jakarta, yang disebut akan dilakukan oleh Ahok-Djarot bila terpilih.
"Mana datanya? Di mana tempatnya? Itu kan sifatnya nakut-nakutin rakyat, " ungkap Djarot kepada awak media usai mengunjungi lokasi blusukan di daerah Jakarta Timur, Kamis, 6 April 2017.
Menurutnya, tidak tepat Anies menyampaikan berita bohong tanpa data dalam pidatonya.
Baca: Sore Ini, Djarot Sambangi Kediaman Gus Sholah untuk Minta Izin
Dalam kegiatan blusukannya ini, Djarot memberi penjelasan ke masyarakat bahwa berita itu bohong. Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot tidak pernah mengatakan akan menggusur 300 lokasi. Djarot menjelaskan yang mereka lakukan adalah merenovasi rumah kumuh, yang tidak layak pakai. Ini akan dikerjakan oleh pasukan merah, yang baru saja dibentuk.
Baca: Cerita Djarot Gemas dan Cubit Paha Ahok Saat Debat
Lebih spesifik, Djarot jelaskan tempat yang perlu direlokasi adalah warga yang tinggal di kolong jembatan dan bantaran sungai. Sebab dari kesehatan dan keselamatan, rakyat yang tinggal di dua lokasi itu tidak terjamin kesehatan dan keamanannya.
"Katanya, Ahok tukang gusur sopo (yang bilang)? Gak. Yang kita gusur kemiskinan, yang kita hilangkan kebohongan, yang kita bongkar ketidakadilan, yang kita bongkar koruptor, " ungkap Djarot kepada warga di Pulogebang.
Djarot menjelaskan mengenai pembongkaran rumah itu terkait pasukan merah yang dibentuk untuk renovasi. Dia menegaskan rumah yang tidak layak pakai direnovasi bukan digusur.
Terkait pidato Anies, dia mengaku tidak mengurus hal itu. Dia hanya fokus menjelaskan kepada masyarakat bahwa berita itu tidak benar.
BENEDICTA ALVINTA | BUDI R