TEMPO.CO, Jakarta - Debat calon Gubernur DKI Jakarta antara pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam acara Mata Najwa masih menjadi perhatian warganet (netizen). Di sejumlah sosial media, debat itu menjadi trending topic. Sejumlah situs video, seperti YouTube, telah menghapus tayangan itu karena dinilai melanggar hak cipta Metro TV.
Namun, di sejumlah sosial media, seperti Facebook dan Twitter, masih beredar pranala (link) tayangan yang ditonton jutaan orang tersebut. Tayangan tersebut masih beredar melalui link https://www.facebook.com/video4play/videos/1767039880279196/.
Dari tayangan itu, Anda bisa melihat pemenangnya. Dalam Mata Najwa pada Senin, 27 Maret 2017 itu, calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berdebat dengan pesaingnya Anies Baswedan . Diskusi itu dipandu Najwa Shihab selaku moderator, yang menanyakan sejumlah masalah Jakarta mulai kesehatan, transportasi, pendidikan, hingga program layanan sosial ekonomi.
“Bagaimana Anda menggambarkan gaya kepemimpinan Anda?” ujar Najwa menanyakan kepada Ahok dan Anies. Ahok menegaskan gaya kepemimpinannya harus menjadi motor dalam hal transparansi dan profesionalitas. Dia juga menekankan pemimpin harus melayani semua warga dan tidak memihak.
Ikuti hasil Quick Count Pilkada DKI di https://quickcount.tempo.co/
“Bagi saya, pemimpin harus menjadi model. Karena itu, saya harus datang pagi, disposisi satu minggu beres,” kata Ahok menjelaskan program kerja yang sudah ia lakukan. Dia juga mengatakan menggaji setiap PNS dengan tinggi dan mengukur kinerja mereka.
Dalam hal pendidikan, Ahok mengatakan telah mengeluarkan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Setiap anak sekolah yang kurang mampu dapat sekolah secara gratis. Mereka juga bisa menggunakan KJP untuk membeli tas, laptop, daging, dan sebagainya.
Namun bagi Anies, kepemimpinan harus efektif merumuskan masalah dengan benar dan memiliki ukuran jelas. Menurut dia, memimpin masyarakat bukan hanya membuat program atau memperbaiki infrastruktur, tapi juga menjadi cerminan masyarakat.
“Kalau bicara kartu (untuk warga miskin) empat tahun belum selesai, tapi infrastruktur cepat,” ucap Anies menyindir Ahok. Dia juga mengatakan pemimpin harus menjadi keteladanan dalam hal sikap dan perbuatan. “Saya yakin Jakarta butuh pemimpin efektif, kepemimpinan yang mengayomi, bukan berpihak ke atas, tapi mengayomi semuanya.”
Baca juga: Anies Sayangkan Program Ahok Baru Digagas Saat Kampanye
Ahok mengatakan ia tak bisa mengayomi semua masyarakat. “Kalau tidak benar, pasti tidak bisa saya rangkul, dan saya bangun infrastruktur itu buat orang,” ujar Ahok. “Di sini ada problem, (Ahok) tidak bisa membedakan artinya merangkul dengan menegakkan aturan,” kata Anies.
Sampai saat ini, proses debat masih terjadi. Anies lebih banyak membeberkan program-programnya sembari mengkritik Ahok. Di satu sisi, Ahok juga mempertahankan program yang sudah ia lakukan. Mereka berdebat secara live dalam acara Mata Najwa di Metro TV.
AVIT HIDAYAT