TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Pemenangan Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Anies-Sandi Mohammad Taufik mengatakan timnya menemukan indikasi kampanye terselubung oleh pasangan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Kampanye itu dilakukan oleh Djarot pada 27 Februari 2017 di Kelurahan Utan Kayu, Jakarta Timur.
"Kami meminta Pak Wagub tidak menodai pesta demokrasi ini. Inilah akibatnya inkumben sulit melepaskan posisinya sebagai pejabat dan peserta pilkada," kata Taufik, Selasa, 28 Februari 2017.
Baca: KPU Putuskan Ahok Cuti Lagi, Djarot: Kapan Kami Kerja
Taufik menunjukkan foto Djarot mengenakan seragam dinas sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dan berfoto bersama dengan masyarakat yang mengacungkan dua jarinya. Saat itu, Djarot sedang blusukan ke Utan Kayu. Foto tersebut menjadi viral di media sosial.
Menurut Taufik, kampanye tidak boleh dilaksanakan di area kantor pemerintahan. "Apalagi hadir pejabat DKI. Karena itu, kami minta jangan terulang dan Bawaslu proaktif mengambil langkah-langkah yang berlaku," ujarnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra ini pun mengimbau pasangan Ahok-Djarot dapat menggunakan cuti untuk melakukan kampanye di putaran dua. "Ada yang namanya cuti. Cuti itu untuk mengantisipasi hal-hal kejadian seperti kemarin," kata Taufik.
Atas kejadian ini, Taufik dan timnya akan melaporkan hal tersebut ke Badan Pengawas Pemilihan Umum DKI. "Kalau mau kampanye jangan pakai baju dinas, kan bisa pakai kaus, atau baju kotak-kotak," ujarnya.
Sementara itu, calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan pasangan inkumben harus bersikap sportif dalam pemilihan kepala daerah ini. "Ya, menurut saya, jadilah petahana yang bisa menjadi contoh. Petahana yang menunjukkan sportivitas. Petahana yang terhormat," katanya.
Anies menjelaskan, dirinya percaya diri mengikuti pilkada tanpa melanggar peraturan yang ada. "Pilkada enggak perlu memanfaatkan kendaraan birokrasi dan lain-lain," ujarnya.
CHITRA PARAMAESTI