TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengumuman rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta diwarnai aksi pemukulan terhadap pendukung pasangan calon wali kota-wakil wali kota Haryadi Suyuti-Heroe Poerwadi, Rabu, 22 Februari 2017.
Daniel Sepnas, yang mengaku sebagai pendukung Haryadi-Heroe mendapat pukulan di bagian pelipis. Tangan kirinya juga memar. Daniel mengatakan sekitar pukul 12.30 ditanyai rumahnya di mana oleh sejumlah pendukung kubu pasangan Imam Priyono-Achmad Fadli.
Menurut Daniel sekitar sepuluh orang memukulinya di luar pagar Kantor KPU Kota Yogyakarta. "Saya saksi di Kecamatan Danurejan yang mengawasi rekapitulasi di tingkat PPK. Saksi pasangan calon satu memotret kotak surat suara dan memaksa untuk dibuka," kata Daniel.
Baca: Gubernur Aceh Laporkan Pelaksanaan Pilkada ke Jusuf Kalla
Ia mengaku sedang mengantar ibunnya, Endang Kusumaastuti, yang datang ke kantor KPU sebagai tim sukses Haryadi-Heroe. Endang merupakan Ketua Pengurus Anak Cabang Partai Golkar di Kecamatan Danurejan. Daniel mengatakan dirinya akan menjalani visum untuk proses selanjutnya.
Pagi itu, ratusan pendukung Imam Priyono yang kebanyakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berdemonstrasi di depan kantor KPU meminta penyelenggara pemilu itu adil ihwal penghitungan surat suara. Mereka datang karena menduga ada kecurangan dalam Pilkada Kota Yogyakarta.
Simak: Kemendagri Temukan 56 Ribu Pemilih DKI Belum Terekam KTP-nya
Wakil Sekretaris PDI Perjuangan Daerah Istimewa Yogyakarta Andriana Wulandari yang menjadi orator dalam demonstrasi itu membantah pemukulan itu karena motif politik. Andriana menyebut Daniel punya persoalan pribadi dengan orang yang memukulinya. "Mereka saling kenal di satu kampung. Perkaranya pribadi," kata Andriana.
Massa pendukung nomor urut satu mendatangi kantor KPU dan berorasi di depan kantor KPU yang gerbangnya ditutup pada pukul 10.00 hingga sore hari. Ratusan polisi berjaga ketat di sekitar kantor KPU Kota Yogyakarta.
SHINTA MAHARANI