TEMPO.CO, Bekasi - Partisipasi pemilih dalam pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Bekasi masih cukup rendah, yakni sekitar 60 persen atau 1,1 juta dari daftar pemilih tetap 1.974.831 pemilih. Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, tim pasangan calon nomor 5 Neneng Hasanah Yasin-Eka Supriatmaja, mencatat partisipasi pemilih hanya sekitar 56 persen.
Dari jumlah itu timnya menang dalam hitung cepat dengan perolehan suara sebesar 43 persen. Sementara itu, pasangan calon nomor 3 dari jalur independen Obon Tabroni, mengatakan partisipasi pemilih tak sesuai harapan. Sebab, berdasarkan laporan timnya, partisipasi hanya sekitar 55 persen, padahal ia menargetkan partisipasi sebesar 70 persen. “Kami mengakui perolehan suara rendah,” kata Obon, Kamis, 16 Februari 2017.
Baca: Pilkada Bekasi, Panwaslu: 395 TPS Rentan Politik Uang
Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar juga mengakui, dari hasil pengamatannya selama pencoblosan di Kabupaten Bekasi, partisipasi pemilih di bawah 60 persen. Karena itu, Dedi meminta kepada penyelenggara agar mencari tahu penyebab rendahnya partisipasi pemilih. “Apa karena hari libur, kemudian piknik? Tapi, jika tak libur bilangnya kerja,” kata Dedi.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bekasi Idham Holik belum bisa merilis jumlah partisipasi pemilih. Sebab, sampai saat ini pihaknya masih melakukan rekapitulasi surat suara hasil coblosan kemarin. “Nanti setelah direkap di KPUD baru bisa dirilis,” kata Idham.
“Sesuai jadwal, rekapitulasi sampai di KPUD pada 26 Februari,” ujar Idham. Menurut
Idham, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah partisipasi pemilih. Misalnya, sosialisasi kepada calon pemilih di seluruh pelosok wilayah Kabupaten Bekasi. “Sosialisasi sudah maksimal,” kata Idham.
Baca juga: Hitung Cepat Pilkada Kabupaten Bekasi, Ahmad Dhani Kalah
Pengamat Politik dari Universitas Islam ‘45 Bekasi Adi Susila mengatakan, sejak dulu partisipasi pemilih dalam Pilkada Kabupaten Bekasi cukup rendah. Pilkada lima tahun lalu, ujar Adi, hanya sekitar 52 persen. “Partisipasi pemilih lebih besar di pemilihan legislatif,” kata Adi.
ADI WARSONO