TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengamat politik dan pemilihan kepala daerah Provinsi DKI Jakarta mengatakan ketiga kandidat gubernur tahun ini memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Hingga pekan lalu, beberapa survei masih menempatkan mereka dalam persaingan elektabilitas yang ketat.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, mengatakan calon gubernur nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono, populer di kalangan masyarakat kelas bawah. Mantan mayor TNI Angkatan Darat yang juga putra sulung Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono, itu dinilai cukup berpotensi.
“Hanya, butuh cukup waktu untuk menunjukkan rekam jejaknya,” kata Siti, Selasa 14 Februari 2017. Ia menambahkan, performa Agus dalam tiga kali debat publik yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta juga disebutkan tak berhasil mendongkrak elektabilitasnya.
Baca juga: Curhat Ridwan Kamil soal Salam Jari Tengah: Itu Kemarahan...
Penilaian Siti untuk calon inkumben, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, juga belum lepas dari masalah gaya bicaranya yang meluap-luap. Pemilih, menurut Siti, tak suka gaya itu. Namun pemilih menyukai kepemimpinan Ahok yang tegas dan transparan. "Itu jadi kelebihan, tapi bisa menjadi kekurangan ketika tutur katanya tak dijaga," tutur dia.
Menurut Siti, calon gubernur nomor urut tiga, Anies Baswedan, memiliki daya pikat terkuat. Figur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dianggap sebagai antitesis bagi pemilih yang membenci gaya Basuki.
Anies juga dinilai lebih unggul dalam debat ketiga pekan lalu. Penilaian ini datang dari peneliti Lingkaran Survei Indonesia, Adjie Alfaraby. Anies dianggap unggul lantaran lebih berfokus memaparkan program dibanding Agus dan Ahok, yang saling menyerang. “Sekitar 60 persen pemilih menonton debat dan kebanyakan mereka berasal dari kalangan menengah atas," ujar Adjie.
Baca juga: Bupati Cellica Doakan Agus SBY di Instagram, Netizen Protes
Adjie juga mengatakan debat tak terlalu berpengaruh terhadap elektabilitas Agus. Alasannya sama. Pemilih Agus kebanyakan berasal dari kalangan menengah ke bawah.
Adjie menilai rupa Agus yang menawan dan pembawaannya yang santun juga menjadi daya tarik bagi kalangan menengah ke bawah. "Mereka lebih melihat dari sisi psikologis, bukan program," kata dia. Sumbangan suara bagi Agus juga tak lepas dari bayang-bayang ayahnya.
Ihwal Ahok, Adjie melihat calon gubernur nomor urut dua ini diuntungkan dalam perlombaan meraih suara setelah kembali menjabat gubernur. “Dia akan terekspos media melalui kegiatan gubernur,” ucapnya.
Peneliti dari Populi Center, Nona Evita, sependapat dengan Adjie. Menurut dia, Ahok bisa memanfaatkan masa tenang dengan menunjukkan kinerjanya. "Pernyataan Ahok saat ini mengenai program bisa mempengaruhi elektabilitasnya," ujar dia.
Nona memprediksi calon yang lolos ke putaran kedua adalah Ahok dan Anies karena keduanya unggul dalam debat publik. Masa tenang pilkada, yang diisi Agus dengan menjalankan ibadah umrah, menurut dia, tak cukup untuk menarik lebih banyak pemilih.
Meski demikian, ketua tim pemenangan bidang teknologi pasangan calon Agus-Sylviana, Roy Suryo, yakin jagoannya bisa lolos ke putaran kedua. "Kami sudah maksimal,” ujar dia. Keyakinan yang sama diutarakan oleh wakil ketua tim pemenangan Anies-Sandiaga, Muhammad Taufik. Juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot, Bestari Barus, malah yakin pasangan inkumben ini akan menang satu putaran.
DEVY ERNIS