TEMPO.CO, Jakarta - Debat Pilkada DKI ke-3 mengangkat tema tentang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, antinarkoba, dan ramah disabilitas. Para calon pun memulai debat sesi pertama dengan memaparkan visi misi mereka soal tema itu.
Calon gubernur nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono, mengatakan angka pelecehan seksual wanita dan anak tertinggi kedua, potret buram Jakarta. "Itulah rapor buruk gubernur saat ini," kata dia dalam debat di Hotel Bidakara, Jumat, 10 Februari 2017.
Baca juga:
Debat Pilkada DKI, Hendropriyono Muncul di Kubu Ahok-Djarot
Hadiri Debat Pilkada, Fadli Zon & Ganjar Pranowo Berfoto Bareng
Agus juga mengatakan Jakarta adalah kota yang sangat tidak ramah terhadap penyandang disabilitas, termasuk di transportasi publik. Ada 500 ribu jalan. Dia pun memberikan solusi yakni mengoptimalkan dan memberdayakan perempuan dan anak. Dia berjanji meningkatkan rasa aman bagi warga Jakarta.
Adapun cagub nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, apabila berbicara soal perempuan dan anak, penyandang disabilitas dan antinarkoba, juga berbicara tentang keluarga dan komunitas.
Basuki yang disapa Ahok juga memaparkan programnya selama menjadi gubernur, yakni Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau RPTRA. Menurut dia, pemerintah DKI Jakarta telah membangun 188 RPTRA. Ahok mengatakan RPTRA ini menjadi wadah interaksi antara penduduk di suatu tempat. "RPTRA merupakan tempat yang ramah untuk anak dan perempuan," katanya.
Sedangkan cagub nomor 3, Anies Baswedan, memulai memaparkan visi dan misinya dengan mengucapkan terima kasih kepada ibunya. "Saya dilahirkan di Kuningan oleh beliau," ucapnya. Dia juga sempat menyalami Sylviana Murni, wakil calon gubernur nomor urut 1.
Menurut Anies, Jakarta tidak ramah anak, perempuan, dan penyandang disabilitas. "Dan amat ramah dengan narkoba," ujarnya. Dia membandingkan antara angka kriminalitas terhadap anak dan perempuan dengan peningkatakan peredaran narkoba.
"Narkoba naik signifikan 32 persen, ini adalah derita yang dirasakan warga Jakarta," ujarnya. "Kami akan berpihak kepada perempuan, kaum difabel. Kami akan undang mereka terlibat."
REZKI ALVIONITASARI