TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengatakan ada kemungkinan hunian terapung bisa dibangun untuk mengurangi banjir Ibu Kota. "Ya bisa saja, di film-film sudah ada kok, bisa kota terapung," kata Ahok seusai blusukan di Jati Padang, Jakarta Selatan, Jumat, 30 Desember 2016.
Meski ada kemungkinan untuk diterapkan, Ahok mengaku belum memiliki teknologi untuk mewujudkannya. Namun, dia menyatakan kota terapung itu memang sudah ada seperti yang sering muncul dalam film-film Hollywood. "Bisa saja seratus tahun ke depan ada kota terapung, bisa," ujar calon gubernur nomor urut dua itu.
Baca juga: Dikira Ahok, Mobil DKI-1 Dipepet Sepeda Motor dan Terdengar Takbir
Istilah hunian apung belakangan banyak dibahas pascavideo mengenai penjelasan calon gubernur nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono, menjadi obyek perisakan di media sosial. Agus yang tengah diwawancara oleh satu media televisi, menjelaskan mengenai hunian terapung bisa menjadi solusi banjir tanpa harus menggusur permukiman penduduk. Namun penjelasannya itu tampak terputus-putus sehingga dijadikan bahan olok-olok netizen.
Juru bicara tim kampanye Agus dan Sylviana Murni, Rachland Nashidik, angkat bicara. Menurut Rachland, pembangunan rumah “mengapung” yang diungkapkan Agus berdasarkan pengalaman perjalanan putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu ke beberapa negara, yaitu konsep membangun rumah di atas sungai. “Gagasan membangun rumah di atas air sebenarnya tidak baru,” ucapnya.
Namun, kata Rachland, Agus tidak bertanggung jawab atas keterbatasan pengetahuan orang lain, termasuk fakta bahwa Joko Widodo pernah menggagas pembangunan apartemen "mengapung" di atas Sungai Ciliwung pada 2012. Menurut dia, keterbatasan pengetahuan orang yang membuat video mengejek Agus adalah tanggung jawab masing-masing orang.
Rachland menegaskan, Agus tidak pernah menyatakan kampung apung adalah solusi yang akan dipilih bagi Jakarta. Menurut dia, Agus akan mempelajari dengan serius berbagai alternatif demi mencegah penggusuran. Ia berujar, pasangan nomor urut satu tersebut menolak kampanye hitam dan secara konsisten menjauhinya. Pihaknya meyakini Jakarta adalah rumah bersama yang tidak boleh dirusak oleh permusuhan dan dengki. Jakarta harus dirawat dengan solidaritas dan empati.
FRISKI RIANA | DANANG FIRMANTO