TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan turun tangannya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pemenangan pasangan Anies-Sandiaga bukan karena elektabilitas pasangan itu stagnan. "Pak Prabowo, Pak Sohibul Iman (Presiden PKS) akan mulai terlibat pada bulan Januari. Jadi enggak ada urusannya dengan hasil survei," kata Anies, Jumat, 23 Desember 2016.
Terjunnya Prabowo dan Sohibul pada Januari mendatang, kata Anies, merupakan efisiensi waktu. "Masa kampanye kan panjang, dari September hingga Februari. Karena itu, kita justru hemat energi dan efisien. Kerjakan pada masa yang memang untuk menjelang pemenangan, bukan dilakukan sepanjang jalan. Kalau calon, ya, harus berkeliling sepanjang jalan," ujar Anies.
Anies mengatakan pemilihan kepala daerah dilaksanakan bukan hanya di Jakarta. Menurut dia, para pemimpin partai mengurus lebih dari seratus pilkada. "Jadi, buat mereka, mereka harus turun ke mana-mana, keliling. Jadi tadi diskusi (dengan Gerindra) dan minggu depan juga begitu dengan PKS," tuturnya.
Hari ini, Anies Baswedan bertemu dengan Prabowo di kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan. Dalam pertemuan selama dua jam itu, Anies mengatakan keduanya membicarakan strategi pemenangan pilkada pada 15 Februari 2017. "Tadi sudah ikut monitor. Saya diundang tim kampanye dan saya tadi diskusi sosialisasi serta memberikan beberapa arahan," ujar Prabowo.
Mantan Panglima Kostrad itu berpendapat, pasangan Anies-Sandiaga adalah pasangan yang paling cocok untuk menangani permasalahan di Jakarta saat ini. "Kondisi negara dan bangsa membutuhkan pemimpin baru, pemimpin yang punya integritas, kapasitas, kompetensi, akhlak yang baik. Saya yakin ada pada Anies-Sandi," tutur Prabowo.
Prabowo mengatakan dia akan turun tangan dalam kampanye akbar yang akan dilaksanakan pada Januari tahun depan. "Mungkin dana yang lain sangat besar, tapi kita berjuang atas dasar nilai-nilai, berjuang untuk demokrasi," ucapnya.
CHITRA PARAMAESTI