TEMPO.CO, Jakarta -DI sebuah taman kecil di pinggir kali Sentiong, Johar Baru, Andi memandangi sampah yang ikut terbawa air. Sebagai pengawas Unit Pelaksanaan Kerja Badan Air Johan Baru, semestinya, Andi membersihkan sampah-sampah itu. Tapi itu tidak lagi dia lakukan. "Saya punya tanggung jawab moral terhadap anak buah yang ikut diskors. Saya juga berharap dapat kembali bekerja tahun depan," kata Andi di Johar Baru, Sabtu, 10 Desember 2016, pagi.
Andi merupakan satu dari 63 pekerja harian lepas Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang kena skors pemerintah provinsi DKI Jakarta. Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono menyebut para pekerja harian lepas yang dikenai sanksi terdiri dari 38 orang dari Kecamatan Kemayoran, dan 25 orang dari Kecamatan Johan Baru. Mereka tak menerima gaji dan harus menjalani skorsing hingga akhir tahun ini.
Sumarsono tak merinci kesalahan dari masing-masing pekerja harian lepas itu. Namun skors diberlakukan setelah foto-foto mereka bersama pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, beredar viral di media sosial. Dalam foto itu terlihat mereka berpakaian seragam ‘Pasukan Oranye’—nama yang disematkan bagi petugas Dinas Kebersihan merujuk warna seragam itu.
Foto-foto pekerja harian di Johar Baru diambil setelah mereka ikut apel pagi. Sementara pemotretan di Kemayoran setelah apel sore. Biasanya, para petugas pembersih sampah kali itu memang menggelar apel pagi dan sore hari. Orang yang mengambil gambar mereka sama, yaitu mantan rekan mereka sendiri, yang pernah bertugas di Gambir, namun tinggal di Johar Baru. Orang itu kini menjadi relawan pasangan Agus-Silvy.
Andi berharap skorsing dari pemerintah DKI Jakarta segera berakhir. Sementara waktu, kali yang menjadi tanggungjawabnya, dibersihkan oleh tim lain yang biasa membersihkan sampah kali di kecamatan Menteng. Tapi, terkadang tim yang menangani berasal dari Sawah Besar atau Cempaka Putih.
Keadaan kali Sentiong pagi tadi memang cukup bersih. Tapi, Andi menganggap, rekannya yang baru menjalankan tugasnya, kesulitan membersihkan sampah-sampah itu. Wajar, kata Andi, lantaran mereka belum paham medan kerjanya.
Kecamatan Johar Baru bisa dibilang mungil dibandingkan luas wilayah lain. Kali Sentiong yang melintasi Kecamatan ini hanya 1,5 kilometer saja. Namun sampah yang dibuang ke sungai lebih banyak. Sehingga teman-temannya membutuhkan waktu untuk membersihkan kali itu. Ditambah lagi, Jakarta memasuki musim hujan. Debit air kali deras dan level air tinggi sehingga membawa sampah lebih banyak.
"Lumrahlah, mereka masih beradaptasi. Sedangkan petugas sebelumnya kebanyakan warga asli Johar Baru, jadi lebih mengerti medan kerja serta trik membersihkannya," kata Andi yang sebelumnya memantau di Cempaka Putih dan Gambir. "Walau jalur kami pendek, namun sampahnya bisa memenuhi satu truk dan dua mobil Carry."
Pagi tadi Andi duduk bersama lima orang UPK Badan Air yang juga diskors, empat orang bekerja di kecamatan Johar Baru dan seorang di kecamatan Kemayoran. Mereka tak lagi memantau bersama tim masing-masing yang biasanya mencapai 29 orang, termasuk supir truk. Kelima orang itu adalah pekerja harian lepas yang juga terkena skors setelah foto-foto mereka viral di media sosial.
Seperti juga Andi, mereka tak menyangka foto itu menjadi masalah buatnya di kemudian hari. Ia bersama sejumlah rekannya, kata dia, semula menolak berfoto dengan spanduk pasangan calon tertentu. Namun mereka kemudian bersedia karena menyangka foto itu hanya sebagai dokumentasi pribadi sang pemotret.
"Kalau memang itu buat dokumentasi pribadi silahkan, cuma jangan sampai beredar ke mana-mana,” kata Andi. “Eh, enggak tahunya beredar. Ya sudahlah."
MARIA FRANSISCA | PRU