TEMPO.CO, Bekasi - Pemilihan kepala daerah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tidak menarik untuk disurvei. Hingga dua bulan menjelang pencoblosan, belum ada satu pun lembaga survei yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum daerah setempat.
"Kami tidak tahu alasan kenapa sampai sekarang tidak ada lembaga survei yang mendaftar," kata Ketua KPU Kabupaten Bekasi Idham Kholik, Kamis, 8 Desember 2016.
Menurut dia, sesuai peraturan, lembaga survei yang ingin melakukan kegiatan survei harus mendaftar dulu ke lembaganya. "Saya pikir semua pilkada penting bagi lembaga survei," kata Idham.
Lima calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi bertarung di pilkada Bekasi. Satu di antaranya adalah musikus Ahmad Dhani sebagai calon wakil bupati.
Namun tetap saja tak ada lembaga survei yang ingin melakukan survei. Idham menduga, pilkada serentak yang berbarengan dengan pilkada DKI Jakarta menjadi penyebab. Menurut dia, DKI Jakarta menjadi episentrum perhatian politik nasional. "Itu membuat lembaga survei lebih tertarik melakukan kegiatan di sana."
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Dodi Ambardi mengatakan LSI tak melakukan survei pilkada. Adapun, yang melakukannya ialah Indikator Politik Indonesia. "Itu pun di Jakarta," kata Dodi saat dihubungi.
Lima calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi bertarung di pilkada Bekasi. Mereka adalah Meilina Kartika Kadir-Abdul Kholik (Menarik) dengan nomor urut 1, Sa’duddin-Ahmad Dhani (SAH) nomor urut 2, Obon Tabroni-Bambang Sumaryono (Obama) dengan nomor urut 3, Iin Farihin-KH Mahfudz Al-Haifdz (Imam) nomor urut 4, dan terakhir nomor 5 ialah pasangan inkumben Neneng Hasanah Yasin-Eka Supriatmaja (Neneng-Yes).
ADI WARSONO