TEMPO.CO, Jakarta - Baru satu bulan memimpin Jakarta, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono membuat kebijakan baru yang “menyerempet” Calon Gubernur DKI inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Soni, begitu Sumarsono disapa, memutuskan akan mengucurkan dana hibah untuk Organisasi Kemasyarakatan Badan Musyawarah (Bamus) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2016. Bahkan, Soni menjanjikan jumlah dana lebih besar pada 2017.
"(Langkah) itu atas inisiatif saya," kata Soni saat ditemui seusai rapat paripurna di Kompleks Balai Kota, Rabu, 23 November 2016.
Kebijakan terbaru itu bertentangan dengan perintah Ahok kepada jajarannya dua bulan lalu, yakni pada awal September 2016. Kala itu, Ahok mengancam keras Bamus Betawi karena dianggap melakukan tindakan politis menjelang Pemilihan Kepala Daerah 2017. Pemimpin Bamus Betawi sebelumnya menyatakan akan mendukung calon yang asli Betawi.
Baca: Ahok Sebut Berpolitik, Begini Bamus Betawi Berkelit
Bahkan, Ahok menilai tindakan Bamus Betawi melanggar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. "Mereka bilang, Gubernur Jakarta harus orang Betawi. Itu udah enggak betul," katanya pada Selasa, 6 September 2016. "Kalau saya, sih, enggak takut."
Ahok mempersilakan Bamus Betawi jika mau berpolitik, tapi dia tidak akan memberikan dana hibah lagi sebesar Rp 4-5 miliar per tahun. "Bamus Betawi enggak boleh menerima uang hibah kalau dipakai berpolitik. Makanya saya bilang harus distop," ucap Ahok.
Soni rupanya punya cara lain menghadapi aktifitas Bamus Betawi yang oleh Ahok dinilai politis. Soni, yang juga Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, berpendapat menghentikan dana hibah karena tuduhan Bamus Betawi politi, bukanlah keputusan yang tepat. Soni menyarankan, masalah Ahok dengan Bamus Betawi itu mestinya diselesaikan dengan dialog.
Baca: Diputus Ahok, Soni Kembali Gelontorkan Dana Bamus
Soni menerangkan, tahun ini akan dikucurkan Rp 2,5 miliar dari APBD Perubahan 2016. Sedangkan untuk tahun depan seluruh dana yakni Rp 5 miliar akan digelontorkan dari APBD 2017.
Menurut Soni, kebijakan itu muncul setelah dia berdialog dengan Ketua Bamus Betawi. "Saya rasa lebih bijaksana (dana itu) kami cairkan." Dia berpendapat, Jakarta kurang terawat kebudayaan lokalnya. "Seharusnya ada pengasuhan terhadap kebudayaan. Karena itu, saya merasa perlu ada anggaran diberikan," ucap Soni.
Pada Selasa, 22 November 2016, Soni mengunjungi Bamus Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Soni pun mengakui bahwa keputusannya itu tak sesuai dengan keinginan Ahok. Namun, dia berdalih, tiap pemimpin Jakarta harus memperhatikan budaya Betawi.
Ahok berkeras pada sikapnya untuk tak memberikan dana operasional kepada Bamus Betawi. Dia mengakui berencana tak lagi menganggarkan dana dengan dalih dana itu akan dialirkan untuk kebutuhan lain yang lebih penting.
Baca: Sandiaga Dekat dengan Bamus Betawi, Begini Ceritanya
"Kami mulai ke depan mengarahkan ke pendidikan, kesehatan, usaha. Jadi buat apa?" kata Ahok di Posko Pemenangan, Jalan Lembang, Jakarta Pusat, hari ini, Rabu, 23 November 2016.
Ahok lantas mengusulkan, kegiatan budaya Bamus Betawi bisa dibiayai dengan kerja sama dengan pihak lain. "Misal, Anda mau bikin Lebaran Betawi. (Acara) Lebaran Betawi, ya cari sponsor. Misalnya seperti itu," ujarnya.
Ahok belum memutuskan langkah yang akan diambil setelah Soni mencuatkan kebijakan baru soal kucuran dana untuk Bamus Betawi. "Saya enggak tahu. Nanti kami pelajari," ujar Ahok.
EGI ADYATAMA | FRISKI RIANA | JOBPIE S
Baca:
Dihadang Saat Blusukan Kampanye, Djarot Sebut Ini
Kepada Warga Banten, Rizieq FPI: Lawan Penjajah Negeri Ini!
Foto Adik Kim Kardashians dan Pacarnya Bikin Geger Netizen
Bikin Teduh, Pesan Sang Mama kepada Ahok Sebelum Dicecar Polisi