Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahok di Antara Pendukung dan Dugaan Penistaan Agama

Editor

Budi Riza

image-gnews
Perwakilan dari empat partai politik  dan tim pemenangan Ahok-Djarot, menyatakan akan tetap melanjutkan proses pilkada, pasca penetapan status tersangka terhadap calon gubernur inkumben, Basuki Tjahaja Purnama, di Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, 16 November 2016. TEMPO/Friski Riana
Perwakilan dari empat partai politik dan tim pemenangan Ahok-Djarot, menyatakan akan tetap melanjutkan proses pilkada, pasca penetapan status tersangka terhadap calon gubernur inkumben, Basuki Tjahaja Purnama, di Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, 16 November 2016. TEMPO/Friski Riana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan warga DKI Jakarta memadati rumah di Jalan Lembang Nomor 25-27, Jakarta Pusat, sejak pukul 8 pagi, Rabu, 16 November 2016. Mereka berasal dari berbagai pelosok wilayah di DKI Jakarta dan sama-sama memiliki satu tujuan yakni menemui calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Sejak Senin, 14 November 2016, Ahok membuka rumah pemenangannya untuk menerima aspirasi masyarakat. Warga yang berdatangan pun berasal dari latar yang berbeda-beda. Misalnya Ermayanti, penderita kanker usus besar, yang berharap agar Ahok tetap melanjutkan kepemimpinannya. "Pokoknya Pak Ahok saja. Jangan berhenti sampai di sini. Makin tinggi pohon, makin kencang angin, Pak," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Saat mendengarkan aspirasi, Ahok mencatat keluhan masyarakat. Sesekalid ia menengok ponselnya. Sampai menjelang pukul 10 WIB, tiba-tiba saja politikus Partai Golkar, Yorrys Raweyai datang dan bersalaman dengannya di atas panggung. Selang beberapa menit, muncul Ruhut Sitompul, juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot. Disusul Prasetio Edi Marsudi yang menjabat sebagai Ketua tim sukses.

Rupsnya di saat yang bersamaan, Badan Reserse Kriminal Mabes Polri mengumumkan hasil gelar perjara terhadap kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Ahok. Polisi juga menetapkannya sebagai tersangka. Adapun Ahok masih fokus mendengarkan keluhan masyarakat. Menjelang akhir waktu kunjungan masyarakat, muncul sebuah pengumuman adanya konferensi pers.

Di ruangan media, Ahok bersama Djarot dan Ruhut, serta para tim relawannya, mengumumkan soal penetapan statusnya sebagai tersangka. Tidak tampak raut kesedihan di wajahnya. Dia menyampaikan dia menerima hasil gelar perkara itu. "Tersangka ini bagi saya, yang akan saya terima. Saya akan ikuti proses hukum dengan baik," ujarnya.

Selang beberapa jam kemudian, tim kuasa hukum Ahok juga menggelar konferensi pers dan menyatakan tidak akan membantah prosedur penetapan tersangka. Dengan kata lain, mereka tidak akan mengajukan praperadilan. Tak lama setelah itu, rumah pemenangan Ahok lainnya, di Jalan Borobudur, mulai dipadati sejumlah pejabat partai politik, sejak pukul 16.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Antara lain, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Fayakhun; politikus Partai NasDem, Bestari Barus, Sophia Latjuba, Wibi Andrino; politikus Hanura, Miryam Haryani; politikus PDI Perjuangan, Charles Honoris, Pantas Nainggolan, Eva Kusuma Sundari, dan Prasetio. Juga calon Wakil Gubernur DKI Jakarta inkumben, Djarot Saiful Hidayat.

Mereka mengadakan rapat tertutup di dalam rumah bercat putih tersebut untuk melakukan konsolidasi. Dua jam kemudian, perwakilan tiap partai beserta tim sukses pun menggelar jumpa pers dan menyatakan akan tetap mendukung pasangan inkumben, Ahok-Djarot.

Meski Ahok tersandung kasus dugaan pidana, keempat partai mengaku solid dan tetap menghormati proses hukum. "Bahkan dengan ditetapkannya Pak Ahok sebagai tersangka, tidak akan akan menyurutkan kami untuk melakukan strategi pemenangan," ujar sekretaris tim pemenangan Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily, yang merupakan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar.

FRISKI RIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

8 Januari 2021

 SBY bikin lagu Cahaya dalam Kegelapan agar bangkit dari wabah corona. Instagram.com
SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

SBY menilai kerukunan masyarakat dan harmoni sosial kini terasa retak dan jauh dari semangat persaudaraan.


Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

11 Agustus 2020

Wakil Gubernur  DKI Jakarta Sandiaga Uno menunjukkan apresiasi untuk ibunya, Mien R Uno di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Selasa 31 Juli 2018. Tempo/Astari P Sarosa
Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

Sandiaga Uno mengaku kaget membaca salah satu bagian di buku Memoar Pilkada DKI 2017.


Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

15 April 2019

Pilkada DKI Jakarta merupakan momen politik terheboh di Indonesia sepanjang 2017. Suasana perebutan kursi pemimpin Jakarta kali ini terasa panas dengan bumbu isu agama dan ras. Hasilnya, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sukses merebut kursi kepemimpinan ibu kota setelah mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. dok.TEMPO
Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

Kepada para penyelenggara Pemilu, Anies berpesan untuk taat prosedur dan menjaga independensi agar tidak mudah dipengaruhi dalam bekerja.


Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

28 Juli 2018

Beredar poster #2019HRSPresidenku lewat pesan berantai yang dikirim mantan kuasa hukumnya Kapitra Ampre. Foto/Istimewa
Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

Rizieq Shihab yakin, jika enam partai bergabung, Koalisi Keumatan akan didukung gelombang umat yang besar.


Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

17 Juli 2018

Dari kiri: musikus Ahmad Dhani; Sang Alang, pencipta lagu #2019GantiPresiden; dan Fadli Zon dalam konferensi pers Kontes Menyanyi #2019GantiPresiden di Jakarta, Jumat, 29 Juni 2018. Kontes ini menawarkan total hadiah lebih dari Rp 150 juta.  TEMPO/Nurdiansah
Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

Ahmad Dhani menilai keterangan ahli bahasa Suryontoro telah memberatkannya. Kok bisa?


Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

17 Juli 2018

Terdakwa musisi Ahmad Dhani bertanya kepada salah satu saksi yang dihadirkan dalam sidang lanjutan kasus dugaan ujaran kebencian di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin, 2 Juli 2018. Sebelumnya, Dhani dilaporkan Jack Boyd Lapian atas tuduhan pelanggaran Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dan dikenakan Pasal 28 ayat (2) <i>juncto</i> Pasal 45 ayat (2). TEMPO/Nurdiansah
Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

Sidang lanjutan perkara ujaran kebencian dengan terdakwa Ahmad Dhani digelar dengan agenda mendengarkan keterangan ahli bahasa dari Kemendikbud.


KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

11 Januari 2018

Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, menerima surat penetapan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam rapat pleno, di Gedung Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta, 5 Mei 2017. KPUD DKI Jakarta secara resmi menetapkan pasangan Anies-Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih tahun 2017-2022. TEMPO/Imam Sukamto
KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

KPUD mendapat dana hibah Rp 478 miliar untuk Pilkada DKI 2017 dan menyerahkan ke Gubernur Anies Baswedan sisanya.


Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

19 November 2017

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menari Tor-tor bersama jemaat Gereja HKBP Cilincing, Jakarta Utara. 11 November 2017. TEMPO/Chitra Paramaesti
Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

Survei Setara Institut yang menyebut Jakarta sebagai kota dengan skor toleransi terendah dipersoalkan Sandiaga Uno.


Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

5 November 2017

Agus Harimurti Yudhoyono. instagram.com
Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

AHY menganggap kekalahannya di pilkada DKI beberapa waktu memberikan hikmah kepadanya, sehingga kini ia berkesempatan keliling berbagai daerah.


Menteri Tjahjo: Calon Tak Siap Menang Siap Kalah di Pilkada

14 Oktober 2017

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo usai rapat koordinasi terbatas di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, 6 Februari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Menteri Tjahjo: Calon Tak Siap Menang Siap Kalah di Pilkada

Tjahjo Kumolo menakar dari digelarnya pemungutan suara ulang di 71 TPS dalam pilkada 2017 yang kerap diikuti dengan pengerahan massa.