TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, membantah membuka "rumah aduan" karena penolakan warga atas kedatangannya di sejumlah daerah di Ibu kota. Melalui rumah itu, Ahok kembali membuka kesempatan untuk warga DKI berinteraksi dengannya, persis seperti ketika ia berdinas di Balai Kota Jakarta.
"Enggak, bukan soal penolakan di beberapa tempat begitu, ya. Kami tetep jalan ke lapangan," kata Ahok, Senin, 12 November 2016. Adapun rumah itu terletak di Jalan Lembang Nomor 25 dan 27, Menteng, Jakarta Pusat.
Menurut Ahok, banyak orang yang kesulitan untuk bertemu dengannya di masa cuti kampanye ini. Maka dengan menyulap rumah di Menteng menjadi seolah-olah seperti Balai Kota, Ahok yakin masyarakat akan dapat menemuinya dengan mudah.
"Biasanya mereka kalau datang ke Jakarta kontak saya sebelum pulang foto-foto dulu di Balai Kota. Jadi itu mereka bilang minta foto," ujar Ahok.
Baca: Pendukung Berbelok Jadi Benci Ahok, Mengapa?
Selain itu, menurut Ahok, masih banyak masyarakat yang tidak puas dengan pengaduan yang disampaikan lewat pesan pendek kepada dia. Sedangkan, jika ingin menyampaikan aduan secara langsung, kebanyakan dari mereka tidak sabar menunggu hingga Februari nanti. Aduan tersebut nantinya akan disampaikan ke Balai Kota.
"Kan masih ada tim di Jakarta. Kami kan usul ke plt (pelaksana tugas) boleh, menyampaikan (keluhan) juga boleh. Yang penting bukan perintah. Makanya kami kumpul di sini," kata Ahok.
Ketua tim pemenangan Ahok-Djarot, Prasetio Edi Marsudi, mengatakan rumah di Menteng tersebut menjadi salah satu strategi pemenangan pasangan calon nomor urut dua itu. "Ini strategi kami. Mungkin nanti ada lagi dari nomor lain yang akan ikuti strategi kami. Enggak ada itu evaluasi karena penolakan," kata Prasetio.
LARISSA HUDA