TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan tidak akan mengunjungi kawasan yang menjadi basis kuat Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Buat apa ke markas dia. Saya sudah bilang, satu (orang) lawan seratus (orang) itu (hanya ada di) film," ucap Ahok di kediaman pribadinya, Kamis malam, 10 November 2016. Menurut Ahok, Indonesia adalah negara demokrasi sejak dulu.
Pengerahan massa untuk saling serang, ujar Ahok, sudah tidak relevan lagi. Ahok menyatakan Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, sehingga setiap pemilihan pemimpin dilakukan dengan cara demokrasi.
Baca Juga
Ahok: Saya Diminta Mundur Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta
Usut Kasus Ahok, Polisi Periksa Telepon Seluler Buni Yani
"Kalau begitu, enggak usah pemilu dong. Siapa yang bisa turunkan massa paling banyak, dia yang menang. Kalau saya mau kalahkan kamu, tinggal saya turunin massa paling banyak aja. Jadi perang kolosal, dong."
Menurut Ahok, dengan perilaku seperti ini, anak-anak yang menjadi generasi penerus secara otomatis tidak akan berpikiran, tidak perlu dengan otak, tapi otot. Ahok mencontohkan, zaman dulu, jika seseorang mau menjadi raja, orang tuanya hanya akan memberikan latihan fisik.
Cara seperti itu, tutur Ahok, sudah harus ditinggalkan masyarakat yang beradab. Masyarakat beradab adalah mereka yang mau menggunakan akal sehat ketimbang adu fisik. "Saya kira kan kita sudah meninggalkan yang barbar begitu."
Baca Juga
Stefan William-Celine Evangelista Nikah, Natasha Juga Muncul di Bali
Ayu Ting Ting Mengaku Lebay, Ini Alasannya
Untuk melawan penolakan kekerasan, Ahok menyebutkan akan terus blusukan ke kawasan yang patut dievaluasi selama dia menjabat Gubernur DKI. Namun ia tetap harus menjamin keselamatan masyarakat setempat jika kunjungannya berpotensi menimbulkan kericuhan.
"Sekarang, kalau kita mau bela diri, salah enggak? Kan, enggak mungkin mau terima dipukul begitu saja. Kita juga mesti membela diri. Kalau kita bela diri sampai kena orang, kan kasihan," kata Ahok.
LARISSA HUDA
Baca Pula
Survei LSI: Elektabiltas Ahok Kempis, Pemilih ‘Wait and See’
Kenapa Djarot Mudik ke Blitar di Tengah Masa Kampanye