Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

2 Calon Wali Kota Komentari Isu Toleransi di Yogyakarta

Editor

Mustafa moses

image-gnews
Sejumlah petugas sedang membersihkan kotak suara bekas pemilihan presiden di Gudang Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta, Yogyakarta, 5 Oktober 2016. Kebutuhan Pilkada Kota Yogyakarta Februari 2017 mendatang sebanyak 850 buah kotak suara dengan 796 tempat pemungutan suara.  TEMPO/Pius Erlangga
Sejumlah petugas sedang membersihkan kotak suara bekas pemilihan presiden di Gudang Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta, Yogyakarta, 5 Oktober 2016. Kebutuhan Pilkada Kota Yogyakarta Februari 2017 mendatang sebanyak 850 buah kotak suara dengan 796 tempat pemungutan suara. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua pasang calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta mengomentari maraknya kasus intoleransi di Daerah Istimewa Yogyakarta ketika mereka berkampanye dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2017.

Calon wali kota dan wakilnya, Imam Priyono dan Achmad Fadli, ketika ditanya di sela kampanyenya di Gondomanan, berjanji mengatasi persoalan intoleransi melalui proses hukum dan aturan yang ada. “Semua orang punya hak yang sama di mata hukum,” kata Imam, Sabtu sore, 5 November 2016.

Dia mengatakan riset dari sejumlah lembaga yang menunjukkan maraknya intoleransi di Yogyakarta tidak bisa dilihat sepotong. Ia meyakini Yogyakarta masih punya semangat menjaga kota yang punya julukan City of Tolerance itu.

Dalam kampanyenya, pasangan nomor urut satu itu mendatangi Kampung Sayidan, Kelurahan Gondomanan, Yogyakarta. Pasangan ini mengusung tema merawat kebhinekaan. Yogyakarta, menurut mereka, menjadi miniatur Indonesia sehingga warga Yogyakarta wajib merawat kebhinekaan sebagai dasar kehidupan berbangsa.

Di Kota Yogyakarta, menurut Imam, berkumpul berbagai macam suku bangsa dari Sabang hingga Merauke dengan berbagai macam adat istiadat dan agama. Mereka memilih Gondomanan sebagai tempat kampanye karena di sana berdiri Gereja Kidul Loji, Masjid Agung Kauman, dan Klenteng.

Di Gondomanan ada juga Kampung Kauman, Kampung Ketandan, dan Kampung Prawirodirjan yang mewakili entitas masing-masing. Selama ini penduduk kampung itu hidup rukun, damai, dan saling menghargai. “Kami berkomitmen untuk menjaganya,” kata Imam.

Pada hari berbeda, Jumat, 4 November 2016, calon wali kota dan wakilnya, Haryadi Suyuti dan Heru Purwadi, juga mendatangi Kelurahan Gondomanan untuk berkampanye. Namun, mereka kampanye dengan tema yang berbeda, yakni penataan Kali Code. Ketika ditanya ihwal maraknya intoleransi di Yogyakarta, calon Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heru Purwadi, mengatakan sejumlah kasus intoleransi itu tidak terjadi di Kota Yogyakarta, melainkan di kabupaten lain di DIY.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Heru menyatakan telah bertemu untuk komunikasi dengan kelompok masyarakat yang dituding intoleran atau berseberangan. Menurut dia, komunikasi berlangsung cair dan semua pihak berusaha memahami persoalan perbedaan pendapat. “Segala sesuatu yang sensitif bisa didialogkan,” kata Heru.

The Wahid Institute mencatat kasus intoleransi di Yogyakarta terjadi sejak 2012. Lembaga itu menempatkan Yogyakarta di urutan kedua dalam kasus intoleransi pada 2014. Terjadi 21 kasus intoleransi. Peringkat pertama adalah Jawa Barat dengan 25 kasus. Sedangkan, Setara Institute mencatat sepuluh kasus intoleransi di Yogyakarta. Sedangkan, Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI) mencatat ada 13 kasus intoleransi di Yogyakarta pada 2015.

ANBTI menyebut Yogyakarta semakin kehilangan semangat toleransi. Maraknya kasus penutupan rumah ibadah menjadi catatan buruk pelanggaran hak beribadah di daerah ini. Contoh kasusnya di antaranya penutupan tempat ibadah, pelarangan aktivitas ibadah, tidak dikeluarkannya izin mendirikan tempat ibadah, dan larangan melakukan diskusi di kampus di Sleman.

Di Kota Yogyakarta juga terjadi pelarangan diskusi pemutaran film Pulau Buru di kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta. Kelompok intoleran pada 2016 kerap melakukan intimidasi dan kekerasan terhadap kegiatan diskusi tentang Syiah, tragedi 1965, dan diskusi lintas agama. Dari total kasus intoleransi, yang paling banyak adalah pemerintah tidak memberi izin pendirian rumah ibadah. Tidak adanya izin ini terjadi akibat desakan kelompok intoleran.

SHINTA MAHARANI

Baca juga:
Komikus Gundala Putera Petir Tutup Usia
Blusukan Djarot Batal karena Ada Penolakan dan Mobilisasi
Polri Buka Gelar Perkara Kasus Ahok, Pengamat Hukum: Bahaya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

8 jam lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

11 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

15 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

35 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

41 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

43 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

48 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

50 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

56 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

59 hari lalu

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.