TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok relawan pendukung Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama saat pemilihan Gubernur DKI 2012, kini mendeklarasikan diri sebagai relawan Ibu Kota yang mendukung Djarot Saiful Hidayat. Djarot merupakan kader PDI Perjuangan yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI.
"Djarot Saiful Hidayat adalah sosok yang pas untuk Jakarta. Dia seorang politisi berlatarbelakang cendekiawan," kata Joshua Napitupulu, Sekretaris relawan Ibu Kota, di Kafe Dua Nyonya, Jakarta Pusat, Selasa, 20 September 2016.
Ketua relawan Ibu Kota Rhuqby Adeana Subay mengungkapkan, kelompok relawannya itu merupakan metamorfosa dari relawan Jokowi-Ahok pada Pilgub DKI 2012, dan saat pemilihan presiden 2014, yakni Jokowi Mania, Pos Raya Indonesia, Pemuda Indonesia Hebat, dan Jokowers. "Kenapa buat relawan Ibu Kota? Karena kami pengen dipimpin tokoh nasionalis," kata Rhuqby.
Dia mengatakan, dukungan untuk Djarot hanya untuk menegaskan pilihan politiknya menjelang pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum DKI. Namun, Rhuqby mengaku tidak akan memaksakan dan mengintervensi PDI Perjuangan untuk menjadikan Djarot sebagai calon gubernur.
"Kami sebagai relawan tahu porsi dan kapasitas. Kami serahkan mekanisme ke DPP PDIP," ujarnya.
Relawan Ibu Kota, kata dia, menilai sosok Djarot memiliki sejarah karir politik yang cukup baik sejak 1999. Misalnya, pada pemilu pertama setelah era reformasi, Djarot terpilih menjadi anggota DPRD Jawa Timur dan menjabat Ketua Komisi A selama setahun.
Kemudian Djarot juga terpilih menjadi Wali Kota Blitar selama dua kali pemilihan, yaitu pada 2000 dan 2005. Menurut Rhuqby, saat menjadi pemimpin Blitar, Djarot membatasi adanya kehidupan metropolitan yang serba mewah. Sejak pertama kali menjabat, Djarot juga tidak pernah mengganti mobil dinas walikota hingga jabatannya selesai.
"Kami pikir beliau orang yang sederhana, sangat dekat dengan masyarakat dan orang yang punya visi bangun wilayah ke depan," tuturnya.
FRISKI RIANA