TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya terpilih, Tri Rismaharini, justru tidak hadir dalam penetapan hasil rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon terpilih pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, di Hotel Singgasana Surabaya, Selasa, 22 Desember 2015.
Kubu Risma hanya diwakili calon Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Shakti Buana. Kubu penantangnya: pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari bahkan tak hadir sama sekali.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya, Robiyan Arifin mengaku telah menyampaikan undangan kepada kedua pasangan calon sejak Senin 21 Desember 2015. Dia mengakui jam pelaksanaan rapat pleno penetapan pemenang Pilkada sempat berubah. Semua peserta sidang menunggu surat balasan dari Mahkamah Konstitusi untuk menegaskan bahwa Pilkada Surabaya tidak ada gugatan.
"Jadi, surat dari MK itu baru tiba kemarin, sehingga kami langsung putuskan menggelar rapat pleno penetapan hari ini,” kata Robiyan.
Sebenarnya, lanjut dia, rapat pleno penetapan itu akan digelar Senin 21 Desember 2015 kemarin, namun setelah berkoordinasi dengan KPU Pusat, disarankan untuk menunggu surat dari MK tentang tidak adanya gugatan.
Menurut Robiyan, hadir atau tidaknya kedua pasangan calon, tidak menjadi masalah dalam penetapan dan keputusan hasil Pilkada Surabaya. Bahkan, ia memaklumi ketidakhadiran kedua pasangan calon, karena dia menganggap kedua pasangan calon itu sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. “Maklumlah, mungkin ada kegiatan lain, dan itu tidak apa-apa meskipun tidak hadir,” katanya.
Wakil Wali Kota Surabaya terpilih, Whisnu Sakti Buana, sempat menyampaikan pidato kemenangannya namun mengakui peran besar Risma dalam kemenangan tersebut. "Rasanya acara ini kurang afdhol karena tidak dihadiri oleh Ibu Risma. Beliau hari ini ada jadwal ke Jakarta yang tidak bisa diwakilkan,” kata dia.
Sebenarnya, lanjut Whisnu, Risma telah menunggu undangan rapat penetapan pemenang pilkada sejak beberapa hari yang lalu. Ternyata undangan rapat pleno penetapan itu baru diterimanya Senin kemarin sekitar pukul 15.00. Risma sendiri sudah menyanggupi jadwal yang di Jakarta dan memilih tidak hadir ke acara pleno penetapan itu. “Kami sudah siapkan jadwal kemarin sebetulnya, tapi ternyata bukan kemarin acaranya,” katanya.
Akhirnya, kata Whisnu, penetapan pasangan calon Pilkada Surabaya ini serasa hanya menjadi penetapan calon, karena yang hadir hanya satu orang, meski yang berlaga dalam Pilkada Surabaya empat orang. “Hal ini menjadi evaluasi kita ke depannya,” ujar Whisnu.
MOHAMMAD SYARRAFAH