TEMPO.CO, Makassar -Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat belum menambah pasukan keamanan, meski situasi di Kabupaten Gowa pasca-pilkada memanas. Dalam tiga hari terakhir, massa pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Gowa, Andi Maddusila Andi Idjo-Wahyu Permana Kaharuddin, terlibat bentrok dengan polisi. Setidaknya dua polisi dikabarkan terluka dalam kejadian itu. ”Belum ada penambahan pasukan karena situasi masih dapat dikendalikan,” kata juru bicara Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, saat dihubungi, Minggu, 13 Desember 2015.
Bentrok massa dengan aparat polisi, menurut Frans, terjadi di sekitar Kawasan Balla Lompoa (Istana Kerajaan Gowa). Di sekitar kawasan itu memang ada kantor KPUD Gowa dan kantor Panwaslu Gowa. Frans mengungkapkan, sekitar 700 personel Polres Gowa dibantu tidak kurang 100 aparat Brimob masih mampu mengendalikan situasi keamanan di Gowa tetap kondusif. Toh, pihaknya masih memberlakukan status siaga satu di daerah tersebut sampai 16 Desember mendatang.
Dari 15 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan Barat yang menghelat pilkada serentak, Barung mengatakan tersisa 4 daerah yang berstatus siaga satu. Selain di Gowa, daerah yang dianggap rawan konflik yakni Pangkep, Barru dan Bulukumba. Adapun, 11 daerah lainnya cukup kondusif. Karena itu, personel dari Polres tetangga yang diperbantukan kebanyakan sudah ditarik. ”Contohnya di Tana Toraja dan Toraja Utara. Karena dinilai kondusif, aparat Polres Mamasa, Enrekang dan Sidrap sudah ditarik. Tapi, pengawasan tetap dilakukan,” ujar dia.
Lebih jauh, Frans mengatakan bahwa khusus di Gowa, pihaknya sudah mengantisipasi terjadinya bentrok antara massa dengan aparat polisi. Kepala Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Inspektur Jenderal Pudji Hartanto Iskandar, sudah menemui Maddusila, Minggu, 13 Desember. Kepolisian meminta agar tidak lagi ada pengerahan massa yang akan menimbulkan konflik dan jatuhnya korban dari masyarakat sipil dan kepolisian. Barung mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan tegas dan memproses hukum para perusuh pilkada bila bentrokan masih berulang.
Soal pengerahan pasukan keamanan pasca-pilkada serentak, Pudji menyatakan tidak ada penambahan pasukan keamanan, termasuk ke Gowa, yang beberapa hari terakhir diwarnai kericuhan. Pudji juga mengklaim situasi kamtibmas di semua daerah yang menghelat pilkada di wilayah hukumnya masih aman terkendali. Selanjutnya, Pudji mengimbau pasangan calon tidak menghasut pendukungnya berbuat anarkistis. "Ini kan negara hukum, maka tempuhlah sesuai proses dan aturan yang ada," ujar bekas Kepala Koorps Lalu Lintas Polri itu.
Kepala Polres Gowa, Ajun Komisaris Besar Rio Indra Lesmana, membenarkan pihaknya belum berpikir mengajukan penambahan pasukan keamanan lantaran bentrok yang kerap terjadi masih bisa diredam. Guna mencegah berulangnya konflik, pihaknya telah menemui pasangan calon guna meminta mereka meredam pendukungnya. Bila bentrokan masih berulang, Rio menegaskan pihaknya tidak ragu mengambil tindakan tegas berupa berupa penangkapan dan proses hukum.
Rio mengatakan selalu meredam anak buahnya memasuki Balla Lompoa lantaran kawasan itu adalah Istana Kerajaan yang merupakan cagar budaya. "Selama ini, aparat polisi masih menahan diri karena massa selalu lari ke Istana Gowa yang masuk cagar budaya. Tapi, kalau terus berulang ya kami akan masuki dan lakukan penindakan. Jangan lagi ada jatuh korban dari masyarakat maupun aparat," ucap bekas Kepala Polres Luwu Timur itu. Hingga kini, diakuinya pihaknya terus siaga mengawal setiap tahapan pesta demokrasi di Gowa.
TRI YARI KURNIAWAN