TEMPO.CO, Makassar - Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Tana Toraja menuding regulasi soal pencetakan undangan pemilih (C-6) yang diserahkan Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) menjadi penyebab minimnya partisipasi pemilih.
“Banyak faktor penyebab pemilih pilkada menurun. Satu di antaranya soal regulasi pencetakan undangan pemilih,” ujar Ketua KPU Tana Toraja Rizal Randa ketika dihubungi, Minggu, 13 Desember 2015.
Ia mengungkapkan, pada pemilihan sebelumnya, undangan pemilih tersebut masih kosong ketika dicetak. Nama akan diisi petugas KPPS saat mendatangi rumah warga. Kini, undangan tersebut sudah ada identitas pemilih begitu dibagikan KPPS.
Menurut Rizal, partisipasi pemilih di Tana Toraja pada pilkada serentak menurun bila dibandingkan pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden. Kurang antusiasnya warga di Tana Toraja terlihat dari sepinya sejumlah lokasi pemungutan suara di berbagai sudut kota.
“Pada pileg lalu, partisipasi pemilih 76 persen. Tapi di pilkada ini hanya 72 persen. Sedangkan target KPU Sulawesi Selatan 80 persen,” ucapnya.
Dia membantah menurunnya tingkat partisipasi pemilih karena tidak maksimalnya sosialisasi yang dilakukan KPU Tana Toraja. “Masyarakat yang kurang kesadaran untuk memilih,” ujarnya.
Sementara di Kabupaten Toraja Utara, 40 ribu dari 167.765 pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) di Kabupaten Toraja Utara tidak mencoblos saat pemilihan bupati, Rabu, 9 Desember lalu. Menurut Ketua KPU Toraja Utara Merry Parura, itu terjadi karena banyaknya perantau yang tidak pulang ke kampung halamannya.
"Ada sekitar 40 ribu perantau tidak pulang ke Toraja Utara. Padahal namanya tercatat dalam DPT. Inilah yang menyebabkan banyaknya pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya," ujarnya.
Faktor lain, kata Merry, banyaknya pemilih ganda yang tidak terdeteksi dalam DPT. Sebab nama itu ada yang diringkas dan ada pula yang dipanjangkan. Akibat dari kurangnya pemilih yang tidak menggunakan hak suara itu, Merry melanjutkan, partisipasi pemilih tidak mencapai target 80 persen.
"Partisipasi pemilih kami tidak capai target. Hanya 75 persen dari jumlah DPT 167.765 pemilih," ucapnya.
Meski demikian, Merry membantah kalau partisipasi pemilih tidak mencapai target karena KPU tidak bekerja maksimal dalam melakukan sosialisasi. Menurutnya, partisipasi pemilih tidak mencapai target karena banyaknya perantau yang tidak pulang ke kampung halamannya.
Sebaliknya di Kabupaten Selayar, partisipasi pemilih di pilkada serentak tahun ini melebihi ekspektasi KPU Sulawesi Selatan. Partisipasi pemilih di Selayar mencapai 83 persen.
“Alhamdulillah partisipasi pemilih kami 83 persen dari jumlah DPT 90.668 orang,” kata Ketua KPU Selayar Hasiruddin.
Dia menyebut, pencapaian itu terjadi karena peran serta partai politik dan tim pemenangan pasangan calon dalam membantu KPU dalam mengajak masyarakat melakukan pencoblosan.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI