TEMPO.CO, Ponorogo - Kepolisian Resor Ponorogo, Jawa Timur, menjaga ketat empat lokasi yang berpotensi terjadi pergerakan massa dalam jumlah besar pascapemilihan kepala daerah serentak. Pengamanan di antaranya dilakukan di dua kediaman atau posko dari dua pasangan calon yang sama-sama mengklaim menang versi hitung cepat.
Keduanya adalah pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Sugiri Sancoko-Sukirno dan Ipong Muchlisoni-Sujarno. Kedua pasangan sama-sama mengklaim berhasil unggul atas tiga pasang calon lain, termasuk inkumben.
“Kami menerima informasi kalau tim kedua pasangan calon yang mengklaim menang itu akan melakukan konvoi," kata Kepala Bagian Operasi Polres Ponorogo Komisaris Eko Condro, Kamis, 10 Desember 2015.
Menurut dia, jumlah personel yang diterjunkan dalam pengamanan itu lebih dari 300 orang, termasuk anggota TNI. Dalam pengamanan setelah pencoblosan, aparat juga menyiagakan sejumlah kendaraan taktis, seperti barracuda dan water canon. "Truk juga kami keluarkan untuk mengangkut anggota,” ujar Eko.
Ketatnya pengamanan itu diharapkan mampu mengantisipasi pengerahan massa dari kubu dua pasangan calon yang mengklaim memenangi pilkada. Apabila para simpatisan dan pendukung pasangan nekat berkonvoi, Eko melanjutkan, penindakan tegas akan dijalankan dengan mengacu Undang-undang Kepolisian serta Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
"Tapi kami melakukan pendekatan persuasif terlebih dulu karena perolehan suara belum diumumkan KPU secara resmi," ucapnya.
Puryono, Sekretaris Tim Pemenangan Ipong Muchlisoni-Sujarno, mengklaim pasangan calon bupati-wakil bupati nomor urut 4 telah memenangi Pilkada Ponorogo. Berdasarkan hasil penghitungan cepat yang mereka akses, pencapaian suara untuk kandidat ini mengungguli tiga pasangan lain, yaitu Sugiri Sancoko-Sukirno, Amin-Agus Widodo, dan Misranto-Isnen Supriyono.
"Dalam quick count kami mendapat suara 39,66 persen," kata Puryono.
NOFIKA DIAN NUGROHO