TEMPO.CO, Surabaya- Calon Wali Kota Surabaya Rasiyo kalah telak di tempatnya mencoblos, Tempat Pemungutan Suara 23, Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo, Rabu, 9 Desember 2015. Pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari mendapat 87 suara. "Sedangkan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana mendapatkan 158 suara," ujar Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara TPS 23 Muhamad Bagus.
Dari jumlah total yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 247 orang, dua diantaranya tidak sah. Namun partisipasi di TPS itu tergolong rendah karena berdasarkan jumlah daftar pemilih tetap jumlahnya 490 orang ditambah 13 pemilih tambahan.
Menurut Rasiyo rendahnya perolehan suara yang dia terima karena banyak tetangganya yang tidak mendapatkan undangan untuk mencoblos. Di sisi lain, kata bekas Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur ini, warga yang sebetulnya telah lama tinggal di luar kota malah mendapat undangan mencoblos. "Banyak tetangga saya yang malas mencoblos karena tidak menerima undangan. Nanti akan dicek oleh tim kenapa itu bisa terjadi," ujarnya.
Karena itu Rasiyo enggan mengakui hasil quick count yang memenangkan Risma-Whisnu dengan 81 persen. Rasiyo memilih menunggu hasil penghitungan resmi KPU Kota Surabaya. Menurutnya, hanya KPU lembaga resmi yang berhak mengumumkan hasil pilkada. "Ditunggu saja (hasil resmi). Hitung cepat itu urusan mereka," kata dia.
Rasiyo akan menginvetarisir mengapa banyak warga Surabaya yang tidak mendapatkan undangan mencoblos. Dia juga akan menginventarisasi temuan-temuan pelanggaran yang terjadi selama pencoblosan. "Nanti kami akan laporkan secara prosedural ke Panwaslu," ujarnya.
EDWIN FAJERIAL