TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menjamin pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak yang diselenggarakan besok akan berjalan aman. Dia memastikan pemilihan kepala daerah yang berlangsung secara serentak di 269 wilayah itu tidak akan menimbulkan konflik berdarah. "Pengalaman pemilihan umum, selama kita menjalani setelah Reformasi, saya bersyukur tak menemukan gejolak kerusuhan," kata Kalla di hadapan peserta Election Visit Program for Head of Regional Election 2015 di Istana Wakil Presiden, Selasa, 8 Desember 2015. "Paling kalau ada hanya demonstrasi."
Kalla menjamin perhelatan pesta demokrasi di Indonesia tingkat kepala daerah yang diselenggarakan besok akan berjalan sukses. Tidak seperti negara-negara lain yang masih banyak ditemukan potensi konflik dalam setiap pemilihan umum. Baik itu pada tingkat legislatif maupun pemilihan presiden.
Dia mengisahkan, sewaktu belum menjabat sebagai wakil presiden, Kalla pernah mengemban jabatan sebagai chairman of observer for election di Ajerbaizan. Turut mendampingi sebagai sekretarisnya adalah observer asal Pakistan. Selama beberapa pekan mengamati pemilihan umum di Ajerbaizan, Kalla mengatakan pemilu yang berjalan di negara bekas pecahan Uni Soviet itu mulus tanpa ada kekerasan.
Kemudian, kata Kalla, rekannya asal Pakistan itu merasa bosan lantaran pemilihan presiden di Ajerbaizan tidak disertai konflik. "Dia bilang, kalau di Pakistan, pemilu itu ada amunisi, peluru, dan bom," ujar Kalla mengenang kejadian pada tahun 2013 itu.
Dari situ Kalla menilai bahwa pemilihan umum di setiap negara dipengaruhi budaya masyarakatnya. Menurut dia, di Pakistan, pemilu tidak akan dianggap demokratis apabila tidak ada bentrok senjata dan teror bom. Berbeda dengan di Indonesia yang menginginkan dan berharap setiap pemilu berjalan dengan lancar.
Kalla juga memastikan, pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak nanti, tentara tidak akan diturunkan. Sebab, menurut dia, asumsi orang akan negatif jika tentara diturunkan ketika pemilu. "Paling hanya polisi yang fungsinya untuk membuat orang tertib saat pemilihan kepala daerah," tuturnya. "Itu sebagai bukti bahwa demokrasi Indonesia berjalan dengan baik dan transparan."
REZA ADITYA